3. Turbulensi udara jernih (clear air turbulence)
Ini adalah jenis turbulensi pesawat paling memprihatinkan, karena sulit dideteksi dan terjadi secara tiba-tiba meskipun kondisi cuaca saat penerbangan sedang cerah.
Turbulensi udara jernih biasanya terjadi dekat jet stream, atau arus udara yang sempit dan bergerak cepat, biasanya dekat dengan Tropopause dan dihasilkan sebagai hasil dari gradien suhu antara massa udara.
Jet stream juga diartikan sebagai terowongan udara yang kecepatan udaranya mencapai 200 sampai 300 kilometer per jam.
Turbulensi jenis ini biasanya terasosiasi adanya dekat-dekat dengan jet stream. Sehingga penting membaca ramalan cuaca ketika hendak terbang. Ketahui di mana posisi jet stream. Di perbatasan jet stream itulah biasanya akan terjadi turbulensi ekstrem.
4. Turbulensi bangun
Selain jenis turbulensi yang disebabkan oleh alam, pesawat sendiri dapat menyebabkan turbulensi, yang disebut wake turbulence atau turbulensi bangun.
Hal itu dikarenakan ketika pesawat akan terbang, ia harus memproduksi daya angkat. Saat itu, pesawat akan mendisrupsi udara yang ada di belakangnya.
Fungsi dari pesawat yang memproduksi daya angkat, menghasilkan pembentukan dua pusaran berlawanan arah di belakang pesawat. Kondisi itulah yang mempengaruhi adanya guncangan atau getaran pada pesawat.
(Rizka Diputra)