SEBAGIAN orangtua mungkin masih sering mendengar anggapan terkait pengaruh susu kedelai terhadap hormon anak laki-laki. Salah satunya, yakni anggapan bahwa estrogen di dalam susu kedelai bisa sedikit banyak mempengaruhi anak laki-laki menjadi feminin.
Lantas, apakah anggapan tersebut mitos atau fakta? Pertama-tama, hormon estrogen sendiri memang dikenal masyarakat sebagai hormon yang mengembangkan organ seksual perempuan.
Oleh karena itu, banyak orang takut membiarkan anak laki-lakinya mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung hormon estrogen, karena khawatir anaknya bisa menjadi feminine selayaknya anak perempuan.
Sebagian orang juga mungkin cemas membiarkan anak laki-lakinya mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung fitoestrogen. Sebab, menganggap fitoestrogen akan mengurangi tingkat hormon testosteron pada anak laki-laki.
Alhasil, oran tua menghindari anak laki-lakinya untuk mengonsumsi susu soya. Sebab mereka menyangka susu soya itu sama dengan susu kedelai, yang mengandung hormon fitoestrogen.
Nah, faktanya ternyata tidak semua susu soya itu pasti mengandung hormon fitoestrogen. Sebab, ada produk-produk susu soya yang komponen kedelainya hanya berupa isolat protein kedelai saja.
Selain itu, komponen kedelainya hanya berupa isolat protein kedelai, tanpa fitoestrogen, maka susu soya seperti ini jelas tidak akan membuat anak laki-laki menjadi feminin.
Hal ini dikonfirmasi oleh penelitian dari National Library of Medicine, yang menelaah korelasi antara susu soya dengan hormon estrogen pada anak yang meminum susu tersebut.
Hasilnya, pada anak-anak yang minum susu soya, tidak ditemukan adanya peningkatan hormon estrogen. Sehingga, yang namanya susu kedelai berbahan isolat protein soya memang tidak akan meningkatkan hormon estrogen. Justru sebaliknya, susu ini memiliki manfaat penting untuk tumbuh kembang anak.
Selain mitos anak laki-laki bisa berpenampilan feminin atau ukuran organ kelamin jadi lebih kecil karena mengonsumsi minuman berbahan kedelai, ada pula yang khawatir mengenai efek samping konsumsi susu kedelai menyebabkan gangguan hormonal.
Penyebabnya, karena terjadi ketidakseimbangan hormon estrogen pada Si kecil yang mengonsumsi susu berbahan protein soya yang mengandung fitoestrogen.
Padahal menurut World Nutrition Journal, isolat protein kedelai merupakan bentuk protein paling murni dari kedelai dengan kandungan protein minimal 90 persen. Artinya, jika kandungan protein yang tinggi tersebut, jadi bahan dasar susu pertumbuhan, maka susu yang dihasilkannya akan berkualitas tinggi.
Dalam proses pembuatan isolate protein kedelai, kandungan isoflavon sudah berkurang hingga lebih rendah 30 persen dibandingkan kedelai utuh. Rendahnya kadar isoflavon ini tidak berpengaruh pada hormon mau pun plasma darah.
Hal ini dibuktikan dalam jurnal yang dipublikasikan di situs National Library of Medicine, yang menyebutkan bahwa tidak ditemukan adanya kandungan fitoestrogen pada plasma darah bayi yang mengkonsumsi minuman mengandung isolat protein soya.
Jadi kecil peluang, anak yang mengonsumsi susu kedelai mengalami gangguan hormonal maupun gangguan perkembangan seksual. Demikian sebagaimana diwarta dari laporan siaran media Morinaga, Senin (20/5/2024)
(Rizky Pradita Ananda)