SETIAP 17 Mei diperingati sebagai World Hypertension Day atau lebih dikenal dengan Hari Hipertensi Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga tekanan darah serta faktor risiko hipertensi secara efektif dan berkesinambungan agar mewujudkan hidup sehat yang lebih lama.
Hari Hipertensi Sedunia pertama kali diperingati 2005 oleh WHL (World Hypertension League) dan ISH (International Society of Hypertension). Tema Hari Hipertensi Sedunia 2024 yakni ah ‘Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, and Live Longer’, yang artinya ‘Ukur Tekanan Darah Anda Secara Akurat, Kendalikan, dan Hidup Lebih Lama’.
Tema tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tema Hari Hipertensi Sedunia di tahun-tahun sebelumnya. Menurut Dokter Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, dr. Tunggul D. Situmorang, tema tersebut terus diusung demi menggalakkan tentang pentingnya memeriksa tekanan darah secara rutin.
“Ini berulang-ulang ini, dari tahun ke tahun sebenarnya bahwa ukur tekanan darah Anda secara baik dan benar. Dan belakangan, guidelines menekankan itu lagi,” ujar dr. Tunggul, di temu media bersama Kementerian Kesehatan RI, dalam rangka Peringatan Hari Hipertensi Sedunia (HHS) 2024, di Hotel Mercure, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, (17/5/2024).
Dokter Tunggul menekankan, melalui tema Hari Hipertensi Sedunia 2024 tersebut, masyarakat diharapkan lebih peduli untuk mengontrol tekanan darah mereka secara akurat dan baik. Pasalnya, seperti diketahui, penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit ‘silent killer’, dan merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia.
“Kenapa ini diulang-ulang lagi, karena dasar utamanya adalah mendekatkan diagnosis scara baik dan benar. Apakah betul diukur dengan baik dan benar, dan dengan demikian kita bisa kontrol dan hidup lama dengan kualitas hidup yang baik tentunya,” katanya.
Selain itu, dr. Tunggul menilai, hipertensi juga bisa menimbulkan berbagai komplikasi penyakit serius yang bisa membuat penderitanya benar-benar menderita.
“Karena lamanya hidup harusnya sama nilainya dengan kualitas hidup itu sendiri. Tidak ada gunanya berlama-lama hidup, umurnya panjang taunya stroke yang menjadi beban,” tuturnya.
Karena itu, melalui peringatan Hari Hipertensi Sedunia 2024, dia kembali menegaskan agar masyarakat bisa mengendalikan dan menjaga kualitas hidup mereka, salah satunya dengan ‘aware’ dan rutin mengontrol tekanan darah.
“Nilai atau kualitas hidup itu sangat sama dengan panjangnya. Dan dikatakan kendalikan darahmu, sebelum dia mengendalikan hidupmu. Sebenarnya bisa dikendalikan, tapi kalau kita lalai maka dia akan mengendalikan kita,” katanya.
Sebagai informasi, Hari Hipertensi Sedunia pertama kali diperingati 2005 oleh WHL (World Hypertension League) dan ISH (International Society of Hypertension). Tema pertama yang diusung adalah 'You’re your Numbers!' dan sukses mengajak 24 negara untuk berpartisipasi.
Hari Hipertensi punya misi untuk melawan semakin merebaknya kasus hipertensi di dunia. Apalagi, hipertensi bisa meningkatkan peluang hadirnya penyakit lain, seperti stroke, jantung, dan masalah ginjal. Data terbaru WHO (World Health Organization) menyebut, saat ini ada sekitar 1,28 miliar orang di seluruh dunia yang menderita hipertensi.
Rata-rata penderita hipertensi tersebut berusia 30 hingga 79 tahun. Sementara itu, sebagian besar penderitanya tinggal di negara berpenghasilan rendah hingga menengah. Sayangnya, masih ada 46 persen penderita yang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kondisi tersebut. WHO menargetkan prevalensi hipertensi akan berkurang 33 persen hingga 2030.
(Leonardus Selwyn)