BAGAIMANA sebuah pesawat tetap aman saat terbang melewati gemuruh disertai petir di udara? Pertanyaan ini kerap muncul dan memantik rasa penasaran traveler.
Seringkali manusia berlari untuk berlindung ke dalam sebuah ruangan atau gedung saat petir menyambar.
Anda bisa aman di dalam gedung yang mempunyai pipa ledeng dan juga dalam kendaraan berbahan logam dengan jendela tertutup.
Namun, pastikan untuk tidak menyentuh logam apapun seperti tuas transmisi karena petir dapat mengalir melalui logam luar kendaraan dan menyambar ke tanah.
Sama halnya dengan kendaraan tersebut, kulit pesawat juga dapat mengalihkan sambaran petir melalui permukaan luar bingkai sehingga sambaran kembali melompat ke udara. Mungkin hanya akan menyebabkan bekas terbakar kecil di tempat yang terkena sambaran.
Saat ini, badai petir merupakan salah satu hal yang dihindari oleh para pilot karena bahaya turbulensi dan hujan es yang bisa memecahkan kaca depan dan merusak bagian pesawat lainnya.
Pesawat juga dapat memicu sambaran petir apalagi saat berada di darat atau di luar awan kumulus. Kilatan petir dari awan ke darat akan mungkin dapat menghantam pesawat saat take off atau mendarat, namun petir akan melewati pesawat dan terus menyambar tanah.
Rata-rata petir yang menyambar setiap pesawat yang beroperasi di Amerika Serikat diperkirakan hanya terjadi setahun sekali, demikian menurut laporan The Federal Aviation Administration.
Kecelakaan terakhir pesawat AS yang disebabkan oleh hantaman kilat petir ini terjadi pada 8 Desember 1963 silam, ketika petir berhasil menyambar sebuah Pan American Boeing 707 di atas Elkton, Md.
Hasil penyelidikan mencatat bahwa sambaran petir tersebut menyulut uap bahan bakar penerbangan di bagian sayap yang meledak dan menyebabkan pesawat terjatuh. Insiden itu dilaporkan menyebabkan semua penumpang yang berjumlah 73 orang kehilangan nyawa.
Kecelakaan tersebut memicu dilakukannya penelitian terkait keselamatan dari petir dan aturan perlindungan cahaya. Hal itu berlanjut hingga masa kini dengan diiringi pesawat terbang dengan peralatan elektronik yang semakin kompleks.
Sekitar 200.000 ampere arus akan terkirim melalui kulit dan rangka pesawat ketika petir menyambar. Arus tersebut mungkin terkirim dari bagian depan hingga ekor pesawat atau dari ujung sayap ke ujung sayap lainnya.
Upaya penjagaan dari risiko sambaran petir dapat dilakukan dengan memastikan tangki bahan bakar dan salurannya tidak mempunyai tempat bagi arus untuk bisa menimbulkan percikan api yang dapat memicu ledakan.
Pesawat terbang yang semakin kompleks membuat beberapa peraturan keselamatan juga diperbarui.
Kelengkapan pesawat saat ini juga memiliki tantangan sendiri seperti melindungi sistem kelistrikan dan elektronik termasuk sistem 'fly by wire' yang memanfaatkan kabel listrik dan komputer untuk menghubungkan kontrol pilot ke bagian sayap yang dapat digerakkan, dan juga stabilisator horizontal dan vertikal di belakang pesawat.
Melansir Washington Post, potensi bahaya terbesar dari sambaran petir adalah ketika pesawat berada di darat.

Pada tahun 1989, seorang pekerja maskapai tewas saat berbicara dengan krus menggunakan headset yang dihubungkan ke pesawat melalui kabel dan petir menyambar pesawat itu.
Hal berbahaya lainnya adalah ketika penumpang memasuki pesawat menggunakan tangga logam yang berada di luar, bukan di jalur tertutup pesawat saat terjadi kilat atau petir.
Potensi kecelakan seperti itu memicu maskapai penerbangan untuk menghentikan banyak aktivitas di darat selama badai petir melanda.
Misalnya tidak melakukan pengisian bahan bakar saat hujan petir, berhenti memuat bagasi, dan tidak memaksakan menaikkan penumpang ke pesawat jika tidak ada jalur jet yang tertutup.
(Rizka Diputra)