HARI Kartini diperingati setiap 21 April. Tujuannya untuk menunjukkan peran penting perempuan dalam kehidupan bangsa, yang tentunya masuk juga aspek kesehatan.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama menjabarkan beberapa faktor mengapa perempuan perlu mendapat perhatian khusus dari aspek kesehatan.
Hal itu dia ungkapkan sesuai dengan catatan dari organisasi kesehatan dunia (WHO). Mengingat, di dunia kenyataannya ada perbedaan bermakna antara kesehatan laki-laki dan perempuan, dan ini terjadi karena dua faktor. Pertama adalah faktor biologik dan ke dua faktor gender.
“Disebutkan juga oleh WHO, bahwa di banyak negara kesehatan perempuan dan remaja putri perlu dapat perhatian khusus karena setidaknya ada empat faktor sosio kultural yang mempengaruhinya,” ujar Prof Tjandra, dalam keterang tertulisnya, Senin(22/4/2024).
Faktor pertama adalah adanya ketimpangan setara hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga atau di kalangan masyarakat. Lalu, faktor kedua adalah yakni terkait norma sosial tertentu yang menyebabkan terbatasnya kesempatan pendidikan dan pekerjaan untuk perempuan.
“Pertama adalah masih terjadinya tidak setara hubungan (“unequal power relationships”) antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan atau masyarakat. Ke dua, norma sosial tertentu yang menyebabkan terbatasnya kesempatan pendidikan dan kerja untuk perempuan,” kata Prof Tjandra.
Sementara faktor ketiga yakni karena adanya fokus bahwa peran penting perempuan adalah di bidang reproduksi. Lalu, faktor ke empat adalah karena adanya potensi dan bahkan sudah terjadi kekerasan pada perempuan, baik dalam kekerasan fisik, sesksual atau juga emosional.
“Tentu ke empat faktor sosiokultural ini tidaklah terjadi universal. Kita tahu bahwa banyak negara termasuk negara kita yang menjunjung tinggi peran perempuan, antara lain dengan peringatan Hari Kartini hari ini,” kata Prof Tjandra.
Selain ke empat faktor di atas, WHO menurutnya juga menyatakan bahwa walaupun kemiskinan tentu punya dampak besar bagi kesehatan laki laki dan perempuan, tetapi harus diakui bahwa dampak pada perempuan seringkali lebih besar.
Data dunia 2023 menunjukkan bahwa 49.75 persen penduduk dunia adalah perempuan, tetapi secara umum kebutuhan kesehatannya belumlah terpenuhi dengan baik.
WHO pernah menyampaikan enam prioritas kesehatan perempuan dan remaja putri yang harus jadi perhatian dunia, dan tentunya juga negara kita. Sebab prioritas ini di buat pada 2021 maka yang pertama adalah mengatasi tidak setaraan gender dalam penanganan Covid-19.
“Artinya, di masa kini dan mendatang ini berarti mengatasi tidak setaraan gender dalam penanganan berbagai penyakit menular yang ada di dunia dan negara kita,” tutur Prof Tjandra.