Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penelitian Ungkap Keringat Manusia Bisa Jadi Obat Penyakit Lyme

Tangguh Yudha , Jurnalis-Senin, 01 April 2024 |11:00 WIB
Penelitian Ungkap Keringat Manusia Bisa Jadi Obat Penyakit Lyme
Penelitian sebut keringat ternyata bisa sembuhkan penyakit lyme. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

PENELITIAN yang baru saja diterbitkan di jurnal Nature Communications mengungkap bahwa keringat manusia bisa menjadi obat dari penyakit Lyme, infeksi bakteri yang disebabkan oleh kutu. Ini dimungkinkan oleh protein unik di keringat yang berhasil ditemukan para ilmuwan.

Sebelumnya, para ilmuwan menjelajahi kumpulan data besar informasi genetik manusia dan membandingkan gen orang-orang dengan dan tanpa penyakit Lyme. Mereka menemukan tiga gen yang terkait dengan risiko infeksi yang lebih tinggi, dua di antaranya diketahui terkait dengan penyakit tersebut.

Namun, gen ketiga, yang membuat sejenis protein ditemukan di kulit dan keringat tidak pernah terikat padanya. Gen mutan yang dibawa oleh penderita penyakit Lyme tampaknya meningkatkan kerentanan mereka terhadap penyakit tersebut, melansir Live Science, Senin (1/4/2024).

Para peneliti kemudian menemukan bahwa versi standar dan non-varian dari gen itu sebenarnya dapat mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit Lyme, setidaknya pada percobaan terhadap tikus. Dan dikatakan sekitar 60 persen orang diperkirakan membawa versi standar gen tersebut.

Keringat

Michal Tal, ilmuwan utama di Massachusetts Institute of Technology menyebut jenis penelitian ini, yang menyaring sejumlah besar genom manusia untuk mencari gen yang terkait dengan kondisi tertentu, belum pernah dilakukan untuk penyakit Lyme.

Dalam penelitiannya Michal dan tim memulai dengan data dari proyek FinnGen, yang berisi informasi genetik lebih dari 410.000 orang Finlandia, termasuk lebih dari 7.000 orang yang didiagnosis menderita penyakit Lyme.

Penelitian mengungkap varian misterius gen yang membuat protein yang disebut secretoglobin family 1D member 2 (SCGB1D2), yang mana Sekretoglobin sendiri adalah protein kecil yang disekresikan oleh sel, dan dalam hal ini ditemukan di kelenjar keringat.

Para peneliti awalnya memposting penemuan ini secara online dalam makalah pracetak, dan tak lama kemudian, mereka mendengar dari sebuah kelompok di Estonia yang telah menemukan varian gen yang sama saat memeriksa data dari Estonian Biobank. Repositori tersebut berisi data lebih dari 210.000 orang Estonia, termasuk 18.000 penderita penyakit Lyme.

Kedua kelompok memutuskan untuk berkolaborasi, memasukkan data tambahan ke dalam penelitian yang sekarang dipublikasikan di Nature Communications. Dalam kedua kumpulan data tersebut, orang dengan versi mutan SCGB1D2 lebih mungkin didiagnosis menderita penyakit Lyme.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement