MASKAPAI penerbangan hemat Wizz Air kembali dinobatkan sebagai maskapai penerbangan terburuk di Eropa.
Maskapai berbiaya rendah (low cost) ini juga meraih gelar serupa tahun lalu dan sejak itu dikecam oleh pelanggan karena kinerjanya pada 2023.
Maskapai ini menerima banyak keluhan tentang penundaan dan layanan pelanggan yang buruk selama 12 bulan terakhir.
Hampir setengah dari mereka yang terbang dengan maskapai Hungaria ini tampaknya mengalami masalah dengan penerbangan mereka.
Menurut survei Which?, hanya 63 persen penerbangan maskapai itu tercatat tepat waktu antara Oktober 2022 dan September 2023, lapor Otoritas Penerbangan Sipil (CAA).
Sekitar dua persen penerbangan Wizz Air mengalami penundaan lebih dari tiga jam, lebih tinggi dibandingkan sebagian besar pesaingnya.
Maskapai ini menerima peringkat bintang rendah secara keseluruhan, hanya mencetak satu dari lima bintang untuk layanan pelanggan.
Salah satu responden melaporkan bahwa tidak mungkin berkomunikasi dengan maskapai penerbangan mengenai pembatalan penerbangan. Sementara, responden lainnya mengatakan Wizz Air sangat tidak membantu dan tidak responsif ketika membutuhkan bantuan.

Kurangnya kompensasi gaji dan pengembalian dana yang diberikan oleh maskapai ini, menyebabkan beberapa keputusan pengadilan daerah yang belum terselesaikan telah dilaporkan secara luas. Namun, maskapai tersebut mengatakan bahwa mereka mempekerjakan lebih banyak staf untuk meningkatkan prosesnya.
Wizz Air menolak pemeringkatan tersebut, dengan alasan metodologi survei menyesatkan dan hasilnya tidak representatif. Tidak cukup banyak pelanggan Wizz Air yang diwawancarai untuk membuat survei Which agar akurat.
“Hasilnya tentu saja tidak seperti yang kami dengar dari survei pelanggan. Tidak jelas bagaimana Which? bisa sampai pada kesimpulan ini ketika hanya 1,15 persen responden yang mengatakan bahwa mereka terbang dengan Wizz Air,” kata Direktur Pelaksana Wizz Air UK, Marion Geoffroy.
Bos maskapai penerbangan tersebut mengakui bahwa kinerja perusahaan pada 2022 tidak memenuhi standar. Menyebabkan perusahaan tersebut berinvestasi lebih dari 90 juta poundsterling (Rp1,7 triliun) untuk memperbaiki hal ini.
“Kami menyelesaikan 99,23 persen penerbangan pada periode yang mencakup Oktober 2022-September 2023. Pada tahun fiskal terakhir, kinerja tepat waktu kami lebih baik daripada semua pesaing utama kami, kecuali satu,” tegasnya.
"Selama periode fiskal yang sama, kami melihat penurunan sebesar 67,4 persen dalam jumlah pembatalan dan lebih dari 90 persen pengembalian dana. Klaim diproses dalam waktu lima hari. Ini adalah salah satu data terkuat di seluruh industri," tambah Marion.
Survei ini menanyakan wisatawan tentang pengalaman penerbangan mereka tahun lalu dengan menganalisis hasil total lebih dari 10.000 penerbangan. Penumpang menilai operator mereka berdasarkan tujuh kriteria berbeda, termasuk layanan pelanggan, nilai uang, kenyamanan kursi, serta makanan dan minuman.
Tepat di belakang Wizz Air, dengan skor pelanggan hanya 47 persen, ada Ryanair di posisi kedua dari terakhir.
Hasil surveinya juga tidak mengesankan, hanya mendapat satu bintang untuk kenyamanan kursi, makanan dan minuman, serta layanan pelanggan. Bagian layanan pelanggan, responden memberikan tanggapan yang sangat negatif.
Seorang penumpang menyatakan bahwa maskapai tersebut memperlakukan pelanggan dengan hina. Sementara penumpang lainnya menambahkan bahwa maskapai tersebut tidak melakukan layanan maksimal kepada pelanggan.

Maskapai ini mendapat nilai dua bintang untuk pengalaman naik pesawat, kebersihan kabin, dan lingkungan kabin. Wizz Air menerima sedikit peningkatan tiga bintang untuk nilai uang karena tarif penerbangan yang relatif murah.
Berdasarkan data CAA, Ryanair mengalami penundaan penerbangan yang serupa dengan Wizz Air. Tingkat pembatalan tidak terlalu buruk, hanya 0,8 persen dalam waktu singkat.
Iberia, Vueling, dan British Airways melengkapi lima maskapai penerbangan terbawah untuk penerbangan jarak pendek. Skor pelanggan masing-masing sebesar 49 persen, 53 persen, dan 56 persen.
Jet2 menduduki posisi teratas di antara maskapai penerbangan jarak pendek selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan pelayanan yang baik secara konsisten. Maskapai ini menduduki puncak klasemen dengan skor pelanggan yang mengesankan sebesar 81 persen.
(Rizka Diputra)