Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Makna Tradisi Makan Lontong bagi Jemaat Vihara Dharma Bakti saat Perayaan Cap Go Meh

Devi Pattricia , Jurnalis-Sabtu, 24 Februari 2024 |17:03 WIB
Makna Tradisi Makan Lontong bagi Jemaat Vihara Dharma Bakti saat Perayaan Cap Go Meh
Chen, salah satu jemaat Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat (Foto: Devi Pattricia/MPI)
A
A
A

HARI Cap Go Meh dirayakan pada 14 hari atau dua pekan setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Momen ini menjadi penutup dari serangkaian perayaan Imlek.

Biasanya umat yang beragama Khonghucu dan Budha turut meramaikan perayaan Cap Go Meh ini.

Masyarakat Tionghoa yang tinggal di Jakarta maupun dari berbagai daerah turut berdatangan untuk merayakan Cap Go Meh di salah satu klenteng tertua di Jakarta, Vihara Dharma Bakti yang berlokasi di kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.

Salah satunya Chen (42), warga asal Jakarta yang menyempatkan waktu akhir pekannya untuk melaksanakan ibadat Cap Go Meh di Vihara Dharma Bakti.

Chen menyatakan bahwa perayaan Cap Go Meh tidak kalah penting dengan hari Imlek, sebab keduanya menjadi suatu kesatuan yang lekat.

Tradisi yang masih dianut oleh Chen dan keluarganya dalam merayakan Cap Go Meh itu dimulai dengan berdoa atau bersembahyang di Vihara Dharma Bakti.

Cap Go Meh di Petak Sembilan

(Foto: Devi Pattricia/MPI)

“Cap Go Meh adalah hari ke-15 sebenarnya penutupan perayaan imlek. Awalnya kan tanggal 1 kemarin pas di Imleknya ya. Biasanya kami akan berdoa, meminta supaya diberikan berkat perlindungan dan dirayakan dengan lontong Cap Go Meh,” jelas Chen saat ditemui MNC Portal Indonesia (MPI) di Vihara Dharma Bakti Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (24/2/2024).

Setelah sembahayang, maka tradisi yang tak boleh ketinggalan bagi keluarga Chen yaitu makan Lontong Cap Go Meh.

Kuliner Lontong Cap Go Meh ini menjadi salah satu kuliner khas yang dimakan dalam perayaan Hari Cap Go Meh.

“Tradisi yang sudah turun temurun dari para orangtua kami itu biasanya paginya kami sembahyang, nanti siang sampai ke malam itu merayakan bersama untuk makan lontong Cap Go Meh,” tuturnya.

Lontong Cap Go Meh berisikan berbagai macam kondimen yang menyatu di lidah saat disantap. Umumya menu ini terdiri dari lontong yang diguyur sayur lodeh dan dilengkapi beberapa lauk sebagai pelengkap seperti opor ayam, ayam kare, telur tebus, dan kerupuk.

Meski kedengarannya sama dengan lontong sayur pada umumnya, tetapi Lontong Cap Go Meh ini menjadi spesial karena hanya banyak ditemukan pada hari Cap Go Meh itu sendiri. Terlebih jika dinikmati bersama keluarga besar, tentu akan menghadirkan sensasi yang lebih spesial.

Chen mengungkap memakan Lontong Cap Go Meh itu memiliki tujuan agar selalu terlindungi dan membawakan keberuntungan sepanjang tahun yang baru.

“Maknanya salah satunya ya supaya terlindungi, karena isinya itu kan banyak. Supaya sepanjang tahun diberikan kelancaran,” terang Chen.

Meski identik dengan pertunjukan khusus, Vihara Dharma Bakti pun tidak mengadakan acara khusus seperti perarakan patung dan pertunjukkan barongsai di hari Cap Go Meh ini.

Cap Go Meh di Petak Sembilan

(Foto: Devi Pattricia/MPI)

Sebab dari tahun ke tahun Vihara Dharma Bakti hanya membuka untuk beribadah secara pribadi saja.

Sebagai umat pun, Chen mengaku tidak masalah akan hal tersebut. Ia beranggapan inti dari perayaan Cap Go Meh seharusnya berasal dari hati para umatnya. Sehingga perarakan patung dan barongsai hanya simbolik saja.

“Sebenarnya ya memang semacam simbolik perayaan aja. Tapi perayaan itu sendiri intinya adalah perayaan dari hati masing-masing. Saya hanya berharap keadaan kedepannya itu selalu lancar, baik secara keluarga juga untuk bangsa ini,” tandasnya.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement