Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

6 Fakta Menarik Cap Go Meh, Tradisi Penutup Perayaan Tahun Baru Imlek

Nanda Dwi Cahyani , Jurnalis-Jum'at, 23 Februari 2024 |08:57 WIB
6 Fakta Menarik Cap Go Meh, Tradisi Penutup Perayaan Tahun Baru Imlek
Ilustrasi (Foto: Unsplash)
A
A
A

SETELAH perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa akan menggelar Cap Go Meh. Ini adalah rangkaian akhir dari perayaan Tahun Baru China yang dilakukan tiap tanggal 15 di bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Kendati dirayakan di tempat yang berbeda, Festival Lampion atau Festival Musim Semi di China ini memiliki fakta yang sama.

Cap Go Meh biasanya berlangsung meriah, dengan diwarnai atraksi barongsai, parade budaya hingga pesta kuliner.

Berikut Okezone rangkumkan enam fakta menarik tentang Cap Go Meh, mengutip laman China Highlights.

1. Berumur lebih dari 2.000 tahun

Festival Lampion selalu dirayakan pada hari ke-15 dalam kalender lunar atau pada bulan purnama pertama di tahun baru. Perayaan ini mulai dilakukan pada masa pemerintahan Dinasti Han sejak tahun 206 Sebelum Masehi (SM).

Kemeriahan Cap Go Meh di Bogor

(Foto: Putra Ramadhani/MPI)

Kaisar Han Mingdi, seorang pendukung agama Buddha, menemukan para biksu yang menyalakan lampion di kuil-kuil untuk menunjukkan rasa hormat mereka kepada Buddha.

Akhirnya, sang kaisar memerintahkan semua kuil, rumah, dan istana kerajaan untuk menyalakan lampion serupa yang kemudian dikenal sebagai Festival Lentera.

Kini, menerbangkan lampion menjadi sebuah tradisi yang menyimbolkan keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa.

2. Warna lampion hampir selalu merah

Secara tradisional, lampion China memiliki warna merah dan berbentuk oval. Kemudian, ada hiasan jumbai merah dan emas di bagian bawah.

Dalam budaya China, warna merah dipercaya melambangkan kehangatan, kebahagiaan, dan keberuntungan. Ini juga dianggap sebagai warna nasional China.

Lampion ini biasanya dibuat dari kertas tipis atau sutra. Rangkanya terbuat dari bambu, kayu, kawat, atau rotan. Lampion-lampion tersebut nantinya akan dihias dengan kaligrafi, lukisan, atau bordiran yang mendetail.

Lampion Imlek

(Foto: KPCC)

3. Memecahkan teka-teki lampion

Sebuah tradisi yang dimulai pada masa Dinasti Song (960-1279) telah berlangsung hingga saat ini, bahkan menjadi salah satu tradisi terpenting selama Festival Lampion. Memecahkan teka-teki lampion dianggap sebagai tugas yang cukup menantang pada momen ini.

Masyarakat Tionghoa percaya bahwa memecahkannya membutuhkan kekuatan harimau. Jadi, teka-teki lampion ini disebut 'harimau sastra' atau 'macan lentera'. Ketika seseorang berhasil memecahkannya, mereka dianggap telah 'menembak harimau sastra'.

Biasanya, pemilik lampion akan menulis teka-teki menggunakan prosa atau puisi dan menempelkannya di lampion mereka. Kemudian, peserta lampion lainnya akan mencoba menebak teka-teki itu dengan imbalan hadiah kecil.

4. Disebut Hari Valentine

Tiongkok Festival Lampion juga disebut sebagai Hari Valentine di China. Dulu, seorang perempuan diberi kesempatan untuk keluar rumah tanpa pendamping.

Sehingga mereka mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan laki-laki yang mungkin dapat menjadi pendamping hidupnya kelak. Cahaya lampion juga dianggap sebagai tanda harapan dalam hubungan asmara atau percintaan.

5. Lampion unik memenuhi Hong Kong

Hong Kong selalu dipenuhi dengan lampion untuk merayakan hari penutup rangkaian Tahun Baru Imlek. Pada tahun 2011, acara Festival Pertengahan Musim Gugur terbesar yang diselenggarakan di Victoria Park Hong Kong menetapkan Rekor Dunia Guinness untuk patung lampion terbesar, patung berbentuk ikan berukuran lebih dari 36 x 9 x 13 meter.

Infografis Lokasi Perayaan Imlek

Asalnya, patung itu dibuat dari 2.360 lampion oleh 35 orang dengan waktu 13 hari. Tahun demi tahun, acara di Hong Kong ini dianggap sebagai perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur termegah di seluruh Tiongkok.

Andadapat menonton demonstrasi kungfu, merasakan tarian naga api, dan tentu saja melihat pertunjukan lampion yang seru.

6. Terbebas dari mitos dan pantangan

Selama perayaan Tahun Baru Imlek, dipenuhi dengan mitos-mitos yang membuat banyak orang harus menghindari hal tertentu. Beberapa mitos di antaranya adalah tidak boleh datang ke rumah sakit, membiarkan anak kecil menangis, hingga memecahkan perabotan rumah tangga. Namun semua itu tidak akan berlaku setelah rangkaian perayaan Imlek ini berakhir.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement