Selain korban luka-luka, pengidap penyakit kronis juga menghadapi kesulitan mendapatkan ruangan. dr. al-Akkad menjelaskan tidak dapat menindaklanjuti penuhnya pasien. Hingga akhirnya, dia terpaksa melakukan prosedur terapi cuci darah seminggu sekali.
“Beberapa perempuan yang hendak melahirkan ditempatkan di tenda. Kapasitas layanan medis kebidanan sangat terbatas. Rumah sakit telah mengalami situasi buruk,” tutur dr. Salha.
Pada saat ini, setidaknya 20.000 staf medis dan relawan bekerja di berbagai fasilitas kesehatan. Para tenaga kerja juga berpisah dengan keluarga untuk menyelamatkan nyawa warga Gaza. Akan tetapi, jumlahnya tidak cukup mengatasi pasien yang bertambah setiap hari.
(Leonardus Selwyn)