KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memproyeksikan empat tren pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun 2024 ini, di mana salah satunya ialah Bleisure.
Istilah bleisure sendiri sudah mulai naik daun sejak pandemi lalu selain staycation dan workation.
Perbedaan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi semakin samar, menciptakan tren 'bleisure travel' di mana profesional menambahkan liburan ke perjalanan bisnis mereka.
Sesuai dengan namanya, bleisure adalah sebagian perjalanan bisnis, sebagian perjalanan liburan (leisure). Bisa dibilang, bleisure merupakan tren perjalanan yang menggabungkan kegiatan bisnis dan liburan.
Mengutip laman BBC, lebih dari satu dari tiga pelancong bisnis di seluruh dunia menambahkan kegiatan liburan pada perjalanan bisnis mereka.
Menurut Jeanne Liu dari Global Business Travel Association, praktik ini dilakukan oleh berbagai kalangan, termasuk pemula dan level manajer. Kaum milenial cenderung lebih sering meliburkan diri ketimbang rekan kerja yang lebih tua.
(Foto: Pexels/Riccardo)
Banyak perusahaan mendukung konsep bleisure travel karena berkontribusi pada kepuasan kerja dan kesejahteraan karyawan, dengan menyertakan keluarga dalam perjalanan sebagai cara untuk mengurangi stres.
Richard Tonkin, manajer umum sebuah perusahaan perlindungan lingkungan, dan tamu tetap Quest Bundoora di pinggiran Kota Melbourne, setuju akan anggapan ini. Tonkin tinggal di Newcastle namun sering bepergian antarnegara bagian dan internasional.
Sebagai seorang fotografer yang tekun, ia selalu meluangkan waktu sedapat mungkin untuk menjelajahi destinasi baru dan akan selalu menambahkan setidaknya akhir pekan dalam setiap perjalanan kerja jarak jauhnya.
Tonkin melakukan riset tentang kota secara menyeluruh untuk memastikan waktu luangnya tidak terbuang sia-sia. "Salah satu hal yang selalu saya lakukan sebelum pergi ke kota besar atau kota baru adalah memesan tur sepeda," ujar dia.