Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pemanasan Global Picu Turbulensi Pesawat Jadi Lebih Parah, Kok Bisa?

Khansa Azzyati Qisthina , Jurnalis-Senin, 15 Januari 2024 |10:02 WIB
Pemanasan Global Picu Turbulensi Pesawat Jadi Lebih Parah, Kok Bisa?
Ilustrasi (Foto: Pexels/Jason Toevs)
A
A
A

Untuk penelitian tersebut, tim University of Reading menganalisis data atmosfer antara tahun 1979 dan 2020 untuk mengetahui apakah CAT sudah mulai meningkat.

“Kami menggunakan kumpulan data yang disebut ERA5. Kumpulan data ini berisi informasi tentang atmosfer masa lalu, misalnya suhu dan kecepatan angin. Kami gunakan sebagai dasar penelitian ini,” kata penulis studi Mark Prosser, ahli meteorologi di University of Reading.

Pada titik tertentu di Atlantik Utara – salah satu rute penerbangan tersibuk di dunia. Total durasi tahunan turbulensi parah meningkat sebesar 55 persen dari 17,7 jam pada tahun 1979 menjadi 27,4 jam pada tahun 2020, demikian temuan penelitian tersebut.

Turbulensi sedang meningkat sebesar 37 persen dari 70 menjadi 96,1 jam, dan turbulensi ringan meningkat sebesar 17 persen dari 466,5 menjadi 546,8 jam.

Infografis Fakta Unik Pesawat

Meskipun Amerika Serikat dan Atlantik Utara mengalami peningkatan turbulensi terbesar, para ahli menemukan bahwa rute penerbangan sibuk lainnya di Eropa, Timur Tengah, dan Atlantik Selatan juga mengalami peningkatan turbulensi yang signifikan.

Peningkatan CAT lebih besar di belahan bumi utara dibandingkan belahan bumi selatan, sehingga memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Menurut tim, penelitian mereka mewakili bukti terbaik bahwa turbulensi udara jernih telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, sejalan dengan peningkatan pemanasan global.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement