INDONESIA akan menggelar pesta demokrasi pada 14 Februari 2024 mendatang. Hajatan lima tahunan itu sangat menentukan pemimpin seperti apa yang nantinya dimiliki Indonesia untuk membangun bangsa dalam lima tahun ke depan.
Siapapun yang terpilih dalam Pilpres 2024 nanti tentu dibebankan tugas untuk membangun berbagai sektor dalam rangka meningkatkan perekonomian nasional.
Salah satu isu yang kurang populis namun sejatinya sangat penting disorot, yakni pariwisata. Sayangnya, belum ada satupun pasangan calon yang benar-benar fokus memainkan isu ini.
Padahal, berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) per September 2023, kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 3,83 persen.
Angka tersebut lebih tinggi ketimbang tahun lalu yakni 3,6 persen. Per September 2023 pun nilai devisa pariwisata Indonesia sudah menyentuh angka USD10,46 miliar (Rp162,5 triliun), sungguh angka yang fantastis.
(Foto: Instagram/@jokowi)
Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sektor pariwisata dianggap sebagai penting kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Tak heran jika Presiden Jokowi begitu memberi perhatian, khususnya dalam pengembangan lima destinasi super prioritas yang memiliki prospek menjanjikan dalam meghasilkan devisa negara.
Pengamat Pariwisata, Sapta Nirwandar berharap, pariwisata akan tetap menjadi fokus utama pemerintah mendatang dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Ia juga menyoroti perlunya perhatian terhadap kebijakan yang berkaitan dengan pariwisata, terutama terkait aksesibilitas. Sayangnya, kebijakan-kebijakan tersebut belum terlihat konkret hingga saat ini.
“Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pariwisata itu juga saya belum lihat, karena sampai saat ini yang menjadi problem utama kalau kita mau berwisata ke arah timur itu kan lebih mahal. Ke arah barat alias ke negara-negara tetangga seperti ke Singapura, Malaysia Sehingga orang juga cenderung menghabiskan uangnya terutama untuk berwisata ke luar Indonesia, karena kalau dia ke Manokwari, Ambon lebih mahal daripada ke Malaysia dan ke Singapura,” kata Sapta saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Jumat, 12 Januari 2024.
Selain itu kata dia, pemerintah juga perlu memikirkan cara-cara untuk membuat tarif perjalanan ke Indonesia bagian timur agar lebih kompetitif.
Salah satu opsi yang disebutkan adalah memberikan pengurangan biaya bahan bakar (fuel) pesawat atau subsidi yang terukur.
Disamping itu, juga pertimbangan lain seperti pengurangan biaya landing dapat menjadi solusi untuk menciptakan tarif lebih kompetitif di wilayah timur Indonesia.
"Aspek teknologi juga harus diintegrasikan dalam strategi pemasaran pariwisata ke depan," lanjutnya.
Adapun tantangan lain yang dihadapi ke depan yaitu permintaan untuk mengarahkan pariwisata ke arah yang berpihak pada lingkungan atau berbasis ramah lingkungan, seperti konsep green tourism.
Indonesia kata dia, harus ikut serta dan mempersiapkan daerah-daerah yang memiliki karakter hijau dan ramah lingkungan. Upaya tersebut diharapkan dapat membuat prioritas bagi para pelancong yang semakin menginginkan pengalaman pariwisata berkelanjutan.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011-2014 ini menambahkan, pengembangan pariwisata berkelanjutan jangan sampai melenceng dari keaslian dan keindahan alam yang sudah ada.
Ia pun memprediksi, tren utama dalam industri pariwisata tahun ini cenderung tetap berfokus pada wisata alam dan budaya.
“Wisata alam, wisata budaya tetap kayaknya seperti itu. Hanya yang membedakan adalah wisata alam ini juga lebih ditekankan kepada daerah-daerah yang menarik. Nah, jangan lupa juga adalah sport event ini juga menjadi bagian penting dari pariwisata ke depan. Ada sport event, tidak hanya motor (MotoGP) tapi juga yang lainnya seperti marathon, triathlon dan sebagainya,” ujar Sapta.
(Foto: Biro Komunikasi Kemenparekraf)
Sekadar informasi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno terus mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) agar dapat berkontribusi pada ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Adapun pada tahun 2024 ini, pemerintah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 14,3 juta dan pergerakan wisatawan domestik mencapai 1,5 miliar serta nilai devisa pariwisata sebesar Rp202,3 triliun.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memproyeksikan empat tren pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun 2024.
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) yang berlangsung secara hybrid di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta belum lama ini menjelaskan, keempat tren pariwisata yang diproyeksikan pada 2024 yaitu Bleisure, Wellness Experience, Deep and Meaningful, dan Set-Jetting.
(Foto: Biro Komunikasi Kemenparekraf)
Menurut Angela, kembali pulihnya perjalanan bisnis secara global dan tumbuhnya kebebasan untuk bekerja jarak jauh meningkatkan fleksibilitas untuk berwisata di sela rutinitas pekerjaan, pelaku perjalanan bisnis terus menginkorporasi aktivitas leisure dalam komitmen pekerjaannya, sehingga menjadikan Bleisure (business and leisure) sebagai tren yang akan terus tumbuh pascapandemi.
“Ini akan semakin meningkat ya bagaimana orang akan menggabungkan bisnis dan leisure menjadi satu, ini sebetulnya menguntungkan untuk kita, karena Jakarta menjadi pusat untuk bisnis, dan ini kita bisa bawa dari Jakarta untuk para wisatawan yang tadinya berbisnis untuk bisa berwisata ke Bali, ke Labuan Bajo, ke Borobudur,” ujar Angela.
(Rizka Diputra)