MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno secara resmi membuka Asia Pasific Tourism, Hospitality, Summit and Digital Brand Award 2024 yang membahas tren pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di masa mendatang yang berbasis pariwisata berkelanjutan dan investasi hijau.
Acara tersebut berlangsung di BNDCC, Bali, Kamis kemarin dengan mengusung tema empowering suistainable tourism.
Pada kesempatan itu, Sandi mengapresiasi Enhaiir Corporation yang telah membuka ruang bertemu bagi para investor, CEO, leaders, serta para pemangku kepentingan terkait.
"Diharapkan forum ini dapat menjadi wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan, menyampaikan masukan dan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja setiap pemangku kepentingan yang bergerak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandi mengutip laman Kemenparekraf.
(Foto: Kemenparekraf)
Tren pariwisata dan ekonomi kreatif kata dia, telah bergerak ke arah sustainable lifestyle atau gaya hidup berkelanjutan. Mulai dari konsumsi yang bertanggung jawab, penggunaan energi baru dan terbarukan, hingga daur ulang dan menggunakan lebih sedikit plastik.
"Apalagi saat ini produk yang banyak diminati adalah produk yang berdasarkan aspek keberlanjutan. Sehingga kita perlu upaya kolaboratif dari semua stakeholder untuk memastikan pariwisata Indonesia adalah pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," ujarnya.
Dalam rangka mewujudkan keberlanjutan di sektor pariwisata, Kemenparekraf kata dia, memiliki sejumlah strategi dan program, di antaranya menghadirkan pedoman pengelolaan sampah plastik di destinasi wisata bahari, sertifikasi CHSE, perhitungan dan penyeimbang jejak karbon, kampanye tanpa plastik, food waste, zero waste, hingga skema pembiayaan ramah lingkungan.
Kerangka investasi pariwisata dan ekonomi kreatif di masa depan juga berfokus pada tiga aspek utama yakni sumber daya manusia, investasi untuk keberlanjutan, dan investasi melalui teknologi dan inovasi.
(Foto: Kemenparekraf)
Sementara terkait implementasi teknologi, Kemenparekraf menggandeng Quantum Temple untuk mengembangkan pemanfaatan teknologi blockchain dalam penerapan regeneratif pariwisata.
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyampaikan bahwa Bali sudah menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan sejak lama, bahkan ada filosofi yang dikenal sebagai tri hita karana.
Di mana filosofi ini mengajarkan untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan Sang Pencipta, dengan alam, dan dengan sesama.
"Ini adalah filosofi Bali yang dapat menjadi pedoman bagi masyarakat dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan," kata Dewa.