Japan Airlines menyatakan bahwa kerugian akibat kehilangan pesawat tersebut akan ditanggung oleh asuransi. Mereka sedang melakukan evaluasi terhadap dampak keuangan insiden ini terhadap perkiraan pendapatan mereka untuk tahun keuangan yang berakhir pada 31 Maret 2024.
Melansir Reuters, Japan Airlines juga tengah mengadakan diskusi terkait kompensasi kepada penumpang secara individu. Dua dari penumpang tersebut memiliki hewan peliharaan yang meninggal dalam kecelakaan tersebut, demikian yang diungkapkan oleh seorang pejabat JAL.
Menurut sumber, perusahaan asuransi AIG dari Amerika Serikat merupakan penyedia polis utama senilai USD130 juta atau sekitar Rp2 triliun untuk pesawat yang mengalami kebakaran dan hancur. Namun, AIG menolak untuk memberikan komentar terkait informasi tersebut.

Menurut Aviation Safety Network, kejadian ini merupakan kehilangan pertama yang tercatat secara global pada model A350. Model pesawat ini, yang sebagian besar terbuat dari komposit karbon, pertama kali digunakan secara komersial pada tahun 2015.
Pada saat perdagangan kembali setelah liburan tahun baru, saham Japan Airlines (JAL) turun sebanyak 2,4 persen, namun kemudian mengalami kenaikan sebesar 0,8 persen sebelum ditutup.
(Rizka Diputra)