MASKAPAI Japan Airlines (JAL) mengumumkan bahwa pihaknya memperkirakan kerugian akibat insiden tabrakan dengan pesawat coast guard di landasan pacu bandara Haneda, Tokyo mencapai 15 miliar yen atau Rp1,6 triliun.
Insiden tabrakan tersebut menyebabkan kerusakan berat pada pesawat yang terlibat dalam kejadian tersebut. Kerugian mencakup biaya perbaikan pesawat serta dampak operasional dan finansial lainnya yang terkait dengan insiden ini.
Ini merupakan kejadian yang sangat merugikan bagi Japan Airlines (JAL), dan mereka kemungkinan akan melakukan evaluasi mendalam terhadap protokol keselamatan dan prosedur operasional mereka untuk mencegah kejadian serupa.
Sebanyak 379 penumpang pesawat Airbus A350 milik Japan Airlines (JAL) berhasil dievakuasi sebelum pesawat tersebut terbakar sepenuhnya. Evakuasi dilakukan dalam kondisi darurat dan menghabiskan waktu lebih dari enam jam untuk memadamkan api.
(Foto:
Namun, dalam insiden ini, lima dari enam awak pesawat coast guard, yang merupakan pesawat penjaga pantai dan sedang dalam misi bantuan untuk daerah yang terkena dampak gempa di pantai barat Jepang, dinyatakan tewas. Pilot dari pesawat tersebut dilaporkan mengalami luka parah.
Pada Rabu, pihak berwenang Jepang mengungkapkan bahwa pesawat telah diberi izin untuk mendarat, tetapi pesawat coast guard masih belum diperbolehkan untuk lepas landas, menurut transkrip yang tersedia.
Pilot dari pesawat penjaga pantai mengindikasikan bahwa setelah kecelakaan terjadi, dia telah menerima izin untuk masuk ke landasan pacu, seperti yang diungkapkan oleh seorang pejabat penjaga pantai.
Otoritas terkait saat ini sedang memulai penyelidikan terhadap insiden tersebut. Penyelidikan yang sedang berlangsung diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang penyebab pasti dari insiden ini.