BELAKANG ini, istilah gangguan mental seperti depresi, cemas, dan stres banyak dibahas di kalangan masyarakat. Hal itu terjadi karena berbagai faktor, mulai dari tekanan dari lingkungan keluarga, teman sebaya, hingga tempat kerja.
Ternyata gangguan kesehatan mental ini juga rentang dialami oleh Gen Z lho. Bahkan menurut Survey Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 menemukan, satu dari tiga remaja Indonesia yang berusia 10 - 17 tahun memiliki masalah kesehatan mental.
Sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja.
Banyak orang yang menganggap depresi, stres, dan kecemasan adalah gangguan yang sama. Padahal ketiganya berbeda lho. Nah kali ini MNC Portal akan merangkum perbedaan antara depresi, cemas, dan stres, seperti dilansir dari berbagai sumber, Selasa (26/12/2023).
Pengertian depresi, cemas dan stres

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang berbicara masalah depresi, stres, dan kecemasan. Mereka menggambar ketiga gangguan kesehatan mental ini sama, padahal berbeda lho.
Dilansir dari Psychology on Parade, depresi biasanya mengacu pada pengalaman dimana seseorang merasa sedih dan kehilangan minat untuk melakukan sesuatu. Biasanya seseorang yang depresi juga mengalami pola tidur yang berubah, tidak nafsu makan, merasa bersalah, kehilang motivasi, dan biasanya menarik diri.
Sementara itu, stres biasanya ditandai dengan perasaan lelah. Orang yang stres juga mengalami gangguan masalah tidur dan merasa cemas. Mereka merasa tertekan pada suatu hal, baik itu pekerjaan atau lingkungan sekitar.
Dan kecemasan adalah perasaan takut atau ketakutan akan terjadinya sesuatu yang buruk. Kecemasan dapat bersifat umum atau spesifik pada suatu tempat, situasi sosial atau suatu hal (fobia).