ISU stunting di Indonesia baru-baru ini ramai muncul disebut dalam gelaran debat Cawapres, tepatnya oleh calon wakil presiden RI nomor urut dua, Gibran Rakabuming.
Sebetulnya apa yang dimaksud dengan stunting? Mengapa ini jadi isu masalah kesehatan tersebut terus diperdebatkan? Secara medis, dijelaskan oleh dokter sekaligus Healthy Educator, dr. Nadia Alaydrus stunting sendiri merupakan kondisi ketika pertumbuhan anak itu lambat, sehingga tubuhnya itu lebih pendek daripada pertumbuhan normal seusianya.
Stunting, berbeda lagi dengan gizi buruk. Gizi buruk dikatakan dr.Nadia biasanya terlihat dari kondisi kulit yang kering, otot yang mengecil, dan perut yang membuncit pada anak.
BACA JUGA:
“Stunting itu diukur dari perbandingan tinggi badan dengan usia, sedangkan gizi buruk itu diukur dari berat badan,” kata dr Nadia, dikutip dari akun TikTok miliknya @nadialaydrus, Minggu (24/12/2023)
BACA JUGA:
Lebih lanjut, untuk penyebab anak mengalami stunting biasanya disebabkan karena kekurangan zat gizi dalam jangka panjang, terutama di 1000 hari pertama kehidupan anak. Sedangkan gizi buruk, dipicu karena anak mengalami kekurangan zat gizi dalam waktu yang relatif biasanya lebih singkat.
Oleh karena itu, dr Nadia mengatakan pada pemenuhan zat gizinya, stunting dimulai dari pada saat ibu itu hamil, dan juga pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sampai dua tahun. Kemudian ditambah pemberian MPASI dengan gizi yang seimbang.
“WHO itu merekomendasikan 10-15 persen sumber dari energi itu berasal dari protein untuk menunjang tumbuh kembang terutama protein hewani seperti daging sapi, daging ayam, ikan tongkol, telur ayam, dan juga susu sapi,” jelasnya.
Ia mengingatkan kepada para orang tua untuk sangat memperhatikan kembali kandungan gizi yang dikonsumsi oleh anak, terutama pada protein hewani. Sebab hal ini memang berpengaruh terhadap pencegahan stunting pada anak.
(Rizky Pradita Ananda)