Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Awalnya Tempat Belajar Budak Portugis, Begini Sejarah Gereja Tertua di Indonesia

Cita Najma Zenitha , Jurnalis-Kamis, 21 Desember 2023 |21:34 WIB
Awalnya Tempat Belajar Budak Portugis, Begini Sejarah Gereja Tertua di Indonesia
Gereja Sion di Jakarta Barat (Instagram @aniesbaswedan)
A
A
A

GERAJA Sion yang terletak di sudut Jalan Pangeran Jayakarta, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat merupakan gereja tertua di Jakarta bahkan Indonesia. Dikenal juga dengan nama Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis, rumah ibadah Kristen ini usianya sudah 328 tahun atau lebih 3 abad.

Gereja Sion menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Nusantara mulai dari era penjajahan Portugis, Belanda, Jepang hingga kemerdekaan. Gereja ini sudah beberapa kali direnovasi dan sampai sekarang masih kokoh berdiri.

Selain masih aktif sebagai rumah ibadah, Gereja Sion juga jadi destinasi wisata rohani dan sejarah. Gereja yang awalnya jadi tempat belajar agama para budak Portugis menjadi titik penting penyebaran ajaran Kristen di Indonesia.

 BACA JUGA:

Mengutip dari Latitudes, Gereja Sion dibangun oleh arsitek bernama Ewout Verhagen pada tahun 1693. Fondasinya kala itu hanya berupa 10.000 kayu dolken bulat.

Bangunan Gereja Sion sangat kokoh. Bahkan saat gempa bumi besar yang dipicu tsunami mahadahsyat akibat letusan Gunung Krakatau pada 1883, Gereja Sion tak mengalami kerusakan.

 Ilustrasi

Salah satu ciri khas Gereja Sion adalah adanya jendela lengkung antik dengan tinggi mencapai tiga meter. Selain itu, pintu gerbang gereja ini juga memiliki tiang antik bergaya Yunani.

Bangunan gereja ini berbentuk segi empat, dan terdapat ruangan tambahan sebagai tempat dewan gereja berkumpul (konsistori).

 BACA JUGA:

Di dalam gereja ini terdapat sejumlah nisan peninggalan zaman VOC, termasuk nisan milik Gubernur Jenderal Henricus Zwaardecroon yang berlapis perunggu.

Pada masa pemerintahan VOC, Gereja Sion dikenal sebagai Gereja Portugis di Luar Tembok Kota Batavia. Hal ini dikarenakan desain bangunan gereja yang bernuansa Portugis, dengan tujuan agar gereja ini dapat menjadi tempat ibadah yang akrab bagi para mantan budak Portugis yang dibebaskan oleh VOC dari Kesultanan Malaka.

 Ilustrasi

Sebelum menjadi gereja, tempat ini awalnya digunakan sebagai tempat belajar agama bagi para budak Portugis. Karena semakin banyak yang belajar dan beribadah, diputuskan untuk membangun gereja di lokasi tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Gereja Sion telah mengalami beberapa kali proses restorasi besar. Restorasi tersebut dilakukan pada tahun 1725, 1920, 1976, dan terakhir pada tahun 2002.

 BACA JUGA:

Selain perbaikan bangunan, penataan lingkungan juga pernah dilakukan di sekitar gereja.

Dahulu, terdapat ribuan makam di sekitar gereja. Sebagian diantaranya merupakan korban berbagai wabah yang melanda Batavia. Namun, saat ini hanya tersisa 11 makam di sekitar gereja.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement