Din menceritakan betapa bahagianya dia dengan perubahan Candi Borobudur sejak dibuka kembali sejak Maret 2023, setelah sempat ditutup akibat pandemi COVID-19.
Ia mengatakan bahwa pada Maret 2020, ertepatan dengan munculnya COVID-19, pemerintah daerah ditekan oleh UNESCO untuk menutup candi Buddha terbesar di dunia itu karena masalah yang sedang berlangsung, termasuk vandalisme, coretan, dan permen karet.
“Sebelum penutupan, anak-anak memanjat stupa dan memasukkan payung mereka ke panel. Dan tidak ada toilet, jadi mereka buang air kecil di botol air,” katanya.

Praktek masyarakat setempat yang memanjat stupa untuk menyentuh Buddha demi keberuntungan juga menjadi masalah. Pasalnya, batu tersebut perlahan-lahan mulai terkikis.