Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengulik Makna Pelepasan Lampion pada Perayaan Waisak di Candi Borobudur

Annastasya Rizqa , Jurnalis-Kamis, 23 Mei 2024 |12:07 WIB
Mengulik Makna Pelepasan Lampion pada Perayaan Waisak di Candi Borobudur
Pelepasan ribuan lampion Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (Foto: dok. Kemenparekraf)
A
A
A

HARI Waisak tahun ini jatuh pada Kamis (23/5/2024). Momen perayaan umat Buddha ini turut menjadi perhatian masyarakat karena identik dengan keindahan dan kesuciannya.

Melansir situs Kebudayaan Kundha Kabudayan Kabupaten Sleman, hari Waisak biasanya dilakukan dengan pelayanan khusus dan berbuat kebaikan, seperti membagikan makanan atau sedekah kepada para biksu, serta pelepasan burung penangkaran.

Peringatan Tri Suci Waisak juga selalu mengingatkan umat Buddha pada tiga peristiwa penting, yakni lahirnya Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai penerangan Agung dan menjadi Buddha, serta Buddha Gautama Parinibbana.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur

(Foto: Instagram/@ngasiranry)

Salah satunya yang identik dengan perayaan Waisak ialah menerbangkan lampion. Di Indonesia sendiri, momentum pelepasan lampion biasanya dilakukan di Candi Borobudur, Jawa Tengah.

Kegiatan ini biasanya juga diikuti wisatawan yang ikut mengabadikan momen pelepasan ribuan lampion ke udara.

Menurut Indonesia Tourism, lampion yang diterbangkan dikenal dengan nama Lampion Puja. Lampion Puja ini dikibarkan dan dilepas pada malam penutupan Trisuci Waisak tahun ini.

Momen ini pun sudah sering dilakukan dan memiliki makna tersendiri. Tradisi pelepasan lampion di hari Waisak ini bertujuan untuk menghilangkan hal-hal negatif dari manusia.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement