KENAPA pohon Natal pakai pohon cemara? Mungkin ini pertanyaan yang sering muncul, karena Natal selalu diidentikan dengan pohon cemara. Baik itu pohon Natal asli yang terbuat dari pohon cemara, hingga pohon Natal artifisial yang berbentuk pohon cemara.
Pohon Natal yang kita lihat hari ini ternyata telah mengalami sejarah yang panjang dalam tradisi agama Kristen. Bahkan, pohon Natal awalnya tidak seperti pohon yang sekarang sering kita lihat di setiap perayaan Natal.
Seperti apa sejarahnya? Berikut adalah penjelasan kenapa pohon Natal pakai pohon cemara yang dikutip dari Old Word Christmas dan sumber lainnya, Kamis (7/12/2023).
Sejarah pohon Natal ini berasal dari budaya Mesir dan Romawi kuno, di mana cabang hijau di atas pintu digunakan untuk mengusir roh jahat dan melambangkan kehidupan dan pertumbuhan selama musim tidak aktif.
Selain itu, bangsa Celtic menghiasi kuil mereka dengan cabang-cabang pinus hijau yang melambangkan kehidupan abadi. Pada abad ke-16, umat Kristiani yang taat membawa pohon cemara ke rumah mereka di Jerman.
Saat itu, Martin Luther saat berjalan melalui hutan pinus di musim dingin melihat kerlap-kerlip lampu melalui pepohonan dan menciptakan kembali tampilan tersebut bersama keluarganya di rumahnya untuk merayakan Natal.
Pada awal abad ke-19, pohon Natal tidak populer di Amerika, dan banyak orang Kristen melihatnya sebagai simbol pagan Natal, namun imigran Jerman menghiasi rumah mereka dengan pohon tersebut, dan popularitasnya mulai meningkat.
Ratu Victoria melambungkan popularitas pohon Natal ketika sketsa detail dirinya dan suaminya dari Jerman, Pangeran Albert, dan anak-anak mereka di sekitar pohon Natal mereka yang dihias, dicetak di Illustrated London News. Hingga akhirnya kini pohon Natal populer di seluruh dunia.
Sementara mengutip laman Michigan State University, dijelaskan bahwa pohon cemara yang selalu hijau secara tradisional telah digunakan untuk merayakan festival musim dingin oleh kaum pagan dan Kristen.
Orang pagan menggunakan ranting-ranting untuk menghiasi rumah mereka selama titik balik matahari musim dingin, karena dapat membuat mereka teringat musim semi yang akan datang.
Sementara Bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk menghiasi rumah mereka untuk Tahun Baru. Dan umat Kristen menggunakan pepohonan sebagai tanda kehidupan abadi bersama Tuhan.
Pohon cemara ini pertama kali digunakan sebagai pohon Natal sekitar 1.000 tahun yang lalu di Eropa Utara. Orang-orang di Eropa Utara juga menanam pohon cemara di dalam kotak di dalam rumah mereka pada musim dingin.
Pohon cemara dan pohon pinus merupakan pohon yang berbeda jenis, meski tampak sama dan keduanya sering digunakan sebagai pohon Natal. Perbedaannya, tinggi pohon cemara mencapai 5 meter, sedangkan pohon pinus bisa mencapai 40 meter. Bentuk daun pohon cemara dan pohon pinus mirip, namun daun pohon cemara memiliki ruas lebih banyak dan strukturnya rapuh atau gampang putus.
Demikian penjelasan mengenai kenapa pohon Natal pakai pohon cemara, semoga artikel ini bermanfaat.
(Endang Oktaviyanti)