INDONESIA memang memiliki banyak kuliner khas yang berasal dari tiap-tiap daerah yang ada di Nusantara. Dari yang biasa diolah hingga yang unik dan cenderung ekstrim seperti laron yang kerap dijadikan rempeyek atau peyek oleh masyarakat Yogyakarta, Boyolali, dan Wonogiri.
Sebagian orang tentu akan menganggap olahan dari laron ini adalah hal yang menjijikan. Namun, mereka percaya bahwa laron mengandung protein yang tinggi.
Laron adalah rayap jantan dan betina yang sudah matang. Rayap akan memiliki sayap ketika telah memasuki usia matang untuk melakukan reproduksi membentuk koloni baru. Rayap jantan dan betina yang sudah matang dan memiliki sayap, yang biasanya akan keluar di awal musim penghujan. Sehingga, kedatangan laron sering dianggap sebagai pertanda awal musim penghujan.
Dihimpun dari berbagai sumber, makanan ini ada sejak zaman penjajahan Jepang di Indonesia. Dimana banyak sumber daya alam Indonesia yang diambil dan dimanfaatkan, sehingga untuk bertahan hidup masyarakat di kawasan ini pun memanfaatkan laron sebagai sumber bahan makanan mereka.
Untuk mengumpulkan hewan laron, cukup mudah terutama saat musim hujan. Secara tradisional, biasa orang-orang akan meletakkan "dhian" alias lampu teplok di tengah baskom yang kosong maupun di samping baskom yang berisi air.
Penerangan lain dimatikan supaya laron hanya berkumpul di satu lampu tersebut saja. Setelah laron-laron terkumpul, barulah laron-laron dipisahkan dari sayapnya kemudian diinteri (diletakkan di atas tampah, diputar-putar) dan setelah bersih laron tersebut dimasak.