Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tips Berkomunikasi yang Efektif untuk Menghindari AMR di Ruang ICU, Ini 4 Hal yang Wajib Diperhatikan

Syifa Fauziah , Jurnalis-Jum'at, 01 Desember 2023 |01:00 WIB
Tips Berkomunikasi yang Efektif untuk Menghindari AMR di Ruang ICU, Ini 4 Hal yang Wajib Diperhatikan
Tips berkomunikasi yang baik untuk menghindari AMR di ICU. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

ARTIS cantik Sarwendah tentu pernah memiliki pengalaman tak mengenakan saat mengurus suaminya di rumah sakit. Perasaan panik dan sedih sangat dia rasakan kala itu.

Namun untuk mengatasi hal itu, salah satu cara yang Sarwendah lakukan adalah melakukan komunikasi dengan tenaga medis. Dia berkomunikasi mengenai kondisi pasien, cara itu bisa mempercepat penyembuhan pasien.

“Ketika suami saya dirawat di ICU, saya berkomunikasi intens dengan dokter untuk mengetahui perkembangannya, serta memahami obat-obatan yang diberikan. Jangan sampai, kita tidak mengetahui perawatan yang diberikan pada anggota keluarga sendiri, terlebih lagi tentang penggunaan antibiotik,” ujarnya dalam acara webinar Memitigasi Risiko AMR di ICU melalui Komunikasi yang Optimal antara Nakes dan Keluarga Pasien: Tepat Waktu, Tepat Pasien, Tepat Guna, yang diselenggarakan oleh Pfizer Indonesia, baru-baru ini.

Ibu tiga anak itu menambahkan kala itu dokter sangat membantunya untuk memahami tentang penggunaan antibiotik yang tepat, agar pasien bisa sembuh dan tidak terkena AMR.

Rumah Sakit

“Pengetahuan tentang AMR sangat penting karena berdampak pada perawatan kesehatan jangka panjang pasien. Saya ingin agar pengalaman saya dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk memahami dampak AMR dan cara mencegahnya,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Sarwendah membagikan tips berkomunikasi yang efektif untuk menghindari AMR di ICU, berikut rangkumannya.

1. Buka percakapan setelah tindakan darurat usai

Ketika pasien baru masuk ke ICU, prioritas tenaga kesehatan adalah menstabilkan kondisi dan menyelamatkan nyawa pasien. Pada kondisi ini, sebaiknya keluarga pasien memberikan waktu dan ruang bagi tenaga kesehatan untuk bekerja.

Setelah tindakan darurat selesai dan kondisi pasien cenderung stabil, keluarga pasien bisa mulai bertanya kepada tenaga kesehatan terkait tentang kondisi terkini dan semua tindakan yang baru saja dilakukan terhadap pasien.

Keluarga juga bisa bertanya tentang pengobatan yang akan diberikan selanjutnya, terutama pemberian antibiotik empirik pada awal masa perawatan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement