Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Asal-usul Goa Sentono, Saksi Bisu Duel Sengit Prajurit Sakti Majapahit Melawan Sunan Bonang

Talitha Reina Alfira , Jurnalis-Sabtu, 25 November 2023 |18:03 WIB
Asal-usul Goa Sentono, Saksi Bisu Duel Sengit Prajurit Sakti Majapahit Melawan Sunan Bonang
Goa Sentono di Blora, Jawa Tengah (Foto: dok. pribadi/Wahyu Putra)
A
A
A

Sunan Bonang menyetujuinya, tetapi dengan beberapa syarat. Jika Sunan Bonang kalah, beliau bersedia menjadi pengikut Blacak Ngilo, dan sebaliknya, jika Blacak Ngilo kalah, ia harus meninggalkan semua perilaku buruknya dan memeluk Islam. Kedua belah pihak menyetujui persyaratan tersebut.

Pertarungan sengit pun dimulai. Kedua tokoh ini, sama-sama memiliki kekuatan yang luar biasa, dan pada hari pertama, hari kedua, bahkan hingga hari keenam, belum terlihat siapa yang kalah atau menang.

Namun, pada hari ketujuh, Blacak Ngilo mulai merasa kelelahan. Meskipun begitu, karena kesombongannya, ia enggan mengakui kehebatan Sunan Bonang.

Di saat seperti itu, Blacak Ngilo menggunakan akal liciknya untuk melarikan diri dari medan pertarungan. Dengan sisa-sisa kesaktiannya, Blacak Ngilo memasuki perut bumi untuk menghindar.

Goa Sentono, Blora

Goa Sentono (Foto: dok. Jaya Hertanto)

Sunan Bonang tidak mau kalah. Ia mengejar Blacak Ngilo hingga ke dalam perut bumi, dan akhirnya terjadi kejar-kejaran di dalam tanah.

Setiap kali Ki Sentono alias Blacak Ngilo muncul di permukaan tanah, Sunan Bonang selalu berada di belakangnya. Bahkan, saat Blacak Ngilo melarikan diri ke daerah Tuban (Jawa Timur), Sunan Bonang juga muncul di sana.

Setelah merasa kelelahan, Blacak Ngilo meminta Sunan Bonang untuk memberikan waktu istirahat. Permintaan tersebut dikabulkan oleh Sunan Bonang.

Goa Sentono, Blora

Panorama alam sekitar Goa Sentono (Foto: dok. Falkhan Barizi)

Tanpa menyia-nyiakan waktu, Blacak Ngilo mencari tempat untuk beristirahat, yang dalam bahasa Jawa disebut semende atau senderan. Tempat istirahat Blacak Ngilo inilah yang kemudian memberi nama pada Desa Menden, berasal dari kata semenden/senden.

Akhirnya, Blacak Ngilo mengakui kekalahannya dan bersedia memeluk agama Islam serta menjadi pengikut Sunan Bonang untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah Menden. Lubang-lubang dalam tanah bekas kejar-kejaran antara Sunan Bonang dan Blacak Ngilo meninggalkan bekas berupa goa.

Goa ini kemudian diberi nama Goa Sentono. Wilayah sekitar goa disebut Dusun Sentono, yang secara administratif masuk dalam wilayah Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement