VARIAN Covid-19 jenis baru HV.1 dan JN.1 sudah mulai menyebar di beberapa negara, yaitu Inggris, AS, Islandia, Spanyol, dan Portugal. Gejala Covid-19 jenis baru tersebut juga tampak pada lidah. Alhasil para ahli pun menyarankan agar masyarakat tetap waspada dengan varian virus tersebut.
Dokter sekaligus Epidemiolog, dan juga Peneliti dari Universitas Griffith, Australia, dr. Dicky Budiman, M.Sc, PH menjelaskan dengan kekebalan tubuh yang sebelumnya sudah dimiliki oleh setiap orang kemungkinan tingkat keparahan yang ditimbulkan dari infeksi Covid seharusnya sudah mengalami penurunan, terutama pada kasus fatalitas atau kematian.
“Ada beberapa hal yang harus diingat bahwa kekebalan itu sendiri kan menurun dan bertahan hingga bahkan rata-rata akan terus menurun. Akan tetapi hal itu dapat menyebabkan sebagian kelompok, khususnya kelompok rentan menjadi lebih berisiko,” kata dr Dicky kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu 18 November 2023.
Menurutnya pada musim dingin khususnya, penyakit akan lebih mudah muncul dan seseorang akan lebih banyak melakukan aktivitas berkelompok serta berkumpul di suatu tempat tertutup. Sehingga hal itu lah yang kemungkinan membuat penyebaran virus lebih cepat berkembang.
Selain itu, virus penyebab SARS dan Covid-19 juga memiliki karakter dengan bermutasi secara cepat. Akibatnya, dalam dua sub varian Covid-19 baru tersebut harus lebih diperhatikan dan dicermati kembali tentang dampak yang kemungkinan terjadi.
“Walaupun saat ini kita melihatnya sebagian gejala pada lidah yang muncul disebut dengan Covid Tongue itu ada baal, atau membengkak pada lidah, perubahan warna, dan lain sebagainya ini adalah contoh bahwa kita harus bisa memprediksi, ketika seseorang yang rawan atau terganggu kekebalan tubuhnya, itu akan mengalami gejala yang lebih spesifik,” ucap dr Dicky.