PASUKAN Israel mulai menyerang mendekati Rumah Sakit Al Shifa, di mana ratusan petugas medis, pasien, dan orang-orang yang berada di sana mulai terlantar dan terjebak. Melalui serangan udara, pasukan Israel berhasil menewaskan lebih dari 12 orang dan menghancurkan bangsal jantung di rumah sakit utama.
Direktur Rumah Sakit Al Shifa Muhammad Abu Salmiya, mengatakan untuk di ruangan ICU atau unit perawatan intensif, terdapat dua pasien yang telah meninggal karena kekurangan listrik dan oksigen. Bahkan tidak menutup kemungkinan kalau korban akan mengalami penambahan akibat kurangnya bahan bakar di rumah sakit.
“Jika situasi bencana ini berlanjut, semua pasien ICU akan mati," katanya kepada saluran berita Arab, dikutip dalam laman Aljazeera, Selasa (14/11/2023).
Tidak hanya itu, rumah sakit juga telah berulang kali mendapat kecaman ketika pasukan Israel mendekati fasilitas tersebut, yang dituduhkan oleh para pejuang Hamas sebagai perlindungan untuk pusat komando.

Sementara akibat listrik yang padam menyebabkan inkubator di unit neonatal yang menampung sekitar 40 bayi dan ventilator untuk orang lain yang menerima perawatan mendesak mengalami pemadaman. Jika ini terus terjadi akan menjadi bahaya untuk para korban.
“Rumah Sakit Al-Shifa sekarang tidak berfungsi, tidak ada yang diizinkan masuk, tidak ada yang diizinkan keluar, dan jika Anda terluka atau terluka di sekitar area Gaza, Anda tidak dapat dievakuasi dengan ambulans kami ke Rumah Sakit al-Shifa, jadi Rumah Sakit al-Shifa sekarang tidak berfungsi,” ucap Mohammed Obeid selaku Dokter Ahli Bedah.