Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta- Fakta Tanjak Melayu, Mahkota yang Dipakai Ganjar Pranowo di Deli Serdang

Royandi Hutasoit , Jurnalis-Senin, 13 November 2023 |21:23 WIB
Fakta- Fakta Tanjak Melayu, Mahkota yang Dipakai Ganjar Pranowo di Deli Serdang
Ganjar Pranowo mengenakan tanjak Melayu. (Instagram)
A
A
A

CALON presiden Ganjar Pranowo dikenakan tanjak atau mahkota kain dan songket Melayu saat mengunjungi Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 10 November 2023. Ganjar tampil memberikan inspirasi dan semangat kepada para pendukungnya di Deli Serdang.

Ketika tiba di lokasi, warga menyambut Ganjar dengan panggilan "presiden." Kunjungannya ke Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin yaitu dalam rangka menghadiri acara konsolidasi pemenangan bersama relawan se-Sumut.

Ganjar tampil dengan memakai baju putih dan saat berada di sana, ia disambut dengan pemakaian tanjak dan songket Melayu. Selain itu, ia juga diberi selamat dengan tarian dan musik tradisional gamelan. Acara tersebut dihadiri oleh puluhan warga, terutama ibu-ibu.

"Ganjar Presiden, Ganjar Presiden, menang," teriak warga yang berada di lokasi.

Warga terlihat berupaya untuk bersaing dalam mengambil foto dan berjabat tangan dengan mantan Gubernur Jawa Tengah yang menjabat selama dua periode.

Ganjar mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersatu dalam menentang segala upaya yang dapat merusak persatuan bangsa. Ia menyatakan bahwa kemajuan Indonesia hanya dapat dicapai melalui kekuatan dan kesungguhan rakyat. Tidak ada rintangan sebesar apapun yang dapat mengatasi kekuatan rakyat.

Mengenal Tanjak Bagian Budaya Melayu

Ketika Ganjar datang menyapa warga Deli Serdang, Sumatera Utara, Ia disambut dengan dipakaikan tanjak dan songket khas Melayu.

Seperti apa Tanjak Melayu yang dipakai oleh Ganjar Pranowo?

Indonesia memiliki kekayaan dalam produksi kain tradisional, seperti batik yang terkenal sebagai pakaian adat. Selain batik, terdapat juga kain tradisional lain yang dapat berfungsi sebagai pakaian.

Tanjak, yang juga dikenal sebagai mahkota kain, ikat-ikat, atau tengkolok, adalah sebuah penutup kepala tradisional yang umumnya dikenakan oleh laki-laki di masyarakat Melayu. Pada umumnya, tanjak memiliki bentuk yang meruncing ke atas.

Tanjak merupakan salah satu elemen pakaian adat di Palembang dan telah digunakan oleh bangsawan serta tokoh masyarakat sejak zaman Kesultanan Palembang. Tanjak dikenakan oleh priyai, pembesar, bangsawan, dan tokoh masyarakat pada masa lalu, seperti yang terlihat dalam beberapa sketsa atau lukisan yang menggambarkan peristiwa sejarah di Palembang, termasuk Perang Palembang (1819-1821) dan peristiwa lainnya.

Meskipun Belanda menghapus penggunaan tanjak dari Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1823, tetapi tanjak masih tetap eksis hingga sekarang sebagai simbol budaya yang melambangkan sejarah dan identitas masyarakat Palembang.

Asal-usul kata 'tanjak' berasal dari bahasa Melayu Palembang yang berarti naik atau menjulang. Bentuknya menjulang tinggi dengan ujung berbentuk segitiga. Tanjak terbuat dari berbagai jenis kain seperti songket, angkinan, pardo, dan batik.

Terdapat syarat-syarat tertentu untuk tanjak, termasuk bahan kain dan lipatan. Tanjak dibentuk dari kain segi empat yang dilipat menjadi segi tiga. Simpul pada tanjak melambangkan persatuan dan ikatan, bisa juga diartikan sebagai ikatan pernikahan dan kekeluargaan. Simpul tersebut dibagi menjadi simpul kiri dan kanan, yang melambangkan persaudaraan kekeluargaan. Jenis simpul juga dapat menandakan asal daerah pemakai, seperti simpul ketupat palas untuk Riau, Johor, Lingga, dan Pahang.

 BACA JUGA:

Tanjak memiliki berbagai jenis dan karangan di bagian atasnya, seperti tanjak ikatan laksamana. Tapak kain tanjak dibentuk dari tiga lapis pelit, dengan lipatan yang menangkup simpul di atas telinga kiri. Tanjak umumnya dipakai oleh ahli kerabat diraja atau kerabat terdekat raja.

Tanjak, penutup kepala Melayu, sering dipakai pada acara penting dan adat. Asal-usul katanya berasal dari Palembang, berarti menjulang tinggi. Terbuat dari berbagai kain, memiliki lipatan dan simpul yang melambangkan persatuan, ikatan, dan asal daerah. Jenis dan karangan tanjak bervariasi. Dipakai oleh kerabat diraja atau rakyat, tergantung pada pucuk tanjak dan simpulnya.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement