5. Bedeken
Untuk Ashkenazi, bedekan adalah awal dari upacara formal, dimulai dengan pengantin pria yang ditarik oleh teman dan keluarganya ke dalam ruangan tempat pengantin wanita menunggu. Pengantin wanita duduk, biasanya dengan ibu dan ibu mertuanya di sisinya.
Bedeken adalah istilah Yiddish yang berarti “upacara menutupi dengan kerudung” dan ketika pengantin pria sampai di hadapan pengantin wanita, dia mengangkat kerudungnya menutupi wajahnya dan membacakan berkah. Ayah mempelai wanita dan terkadang orang lain dalam hidupnya juga akan memberinya berkah.
Pada pernikahan Mizrahi/Sephardic tidak memiliki tradisi bedeken dan pengantin wanita yang berangkat ke upacara sudah mengenakan kerudung pengantin.
6. Prosesi dan Chuppah
Tradisi pernikahan Israel biasanya tidak panjang dan biasanya tidak ada pengiring pengantin. Tapi terkadang seluruh rombongan pernikahan berjalan dari upacara bedeken ke chuppah, yakni kanopi pernikahan biasanya terbuat dari kain bersudut empat yang diikatkan pada empat tiang tempat untuk upacara pernikahan berlangsung.
Bahkan, dalam tradisi pernikahan Israel terkadang tidak ada tempat duduk untuk para tamu selama upacar, dan mereka semua berkerumun di sekitar chuppah. Saat prosesi pernikahan, pengantin pria dan wanita akan didudukan di sisi lorong yang berbeda. Pengantin pria dan wanita masing-masing berjalan menyusuri lorong diiringi kedua orang tua mereka menuju chuppah, lalu orang tua berdiri di samping atau tepi chuppah selama upacara.
Sementara untuk pernikahan muslim Israel-Arab dan pada pernikahan Druze, pria dan wanita akan duduk terpisah, dan jika dilakukan di dalam Masjid, kalian harus melepas sepatu.
7. Upacara
Dalam tradisi Yahudi Ashkenazi, terdiri dari Sheva Brachot atau tujuh pemberkatan, pembacaan ketubah, dan pertukaran cincin. Biasanya dimulai dengan pengantin wanita berjalan tujuh kali dalam lingkaran mengelilingi pengantin pria, meskipun beberapa pasangan yang kurang religius memisahkannya, dan masing-masing berjalan mengelilingi satu sama lain, atau mereka berjalan dalam lingkaran bersama-sama.
Kemudian tujuh pemberkatan dibacakan, yang pertama adalah pasangan pengantin meminum segelas anggur. Kadang, pasangan tersebut juga mengundang teman dan anggota keluarga untuk datang dan menyanyikan salah satu dari tujuh berkat.
Ada pertukaran cincin yang secara tradisional cincinnya adalah cincin emas polos tanpa hiasan. Kemudian, Rabi atau orang terdekat akan menceritakan tentang pasangan yang akan menikah. Tapi, biasanya pengantin tidak mengucapkan sumpah satu sama lain, meskipun mereka mengucapkan kalimat yang mengatakan bahwa mereka menerima pernikahan sambil bertukar cincin.
Upacara diakhiri dengan pengantin pria menginjak dan memecahkan kaca, yang konon melambangkan bahwa selalu ada kesedihan di dunia, bahkan di saat-saat yang menggembirakan. Para tamu juga biasanya akan berteriak “Mazal Tov!” yang berarti selamat/semoga sukses dan kedua mempelai akan berciuman. Kemudian pengantin menari sambil menyusuri lorong diiringi musik.
Dalam tradisi Mizrahi, pengantin wanita tidak mengelilingi pengantin pria sebanyak tujuh kali, dan pengantin pria akan membuka kerudung pengantin wanita saat mereka bertukar cincin, sementara dalam tradisi Ashkenazi pengantin perempuan tetap berkerudung sampai mereka berciuman). Lalu chuppah biasanya dibuat dari tallit (selendang doa) pengantin pria.
Lalu tradisi pernikahan Israel-Arab yang beragama Islam, akan dilakukan upacara adat Nikah. Ini terdiri dari mehr, upacara penyerahan hadiah (yang mungkin termasuk cincin pertunangan) kepada pengantin wanita dari pengantin pria, dan pembacaan qubool hai oleh kedua mempelai masing-masing sebanyak tiga kali jika diminta oleh imam, yang berarti mereka menyetujui pernikahan tersebut.
Kemudian dilakukan nikah-namah, yaitu akad nikah umat Islam yang dibacakan dan ditandatangani oleh kedua mempelai di depan tamunya. Usai upacara, saat pasangan beristirahat, pengantin wanita dihujani koin, dalam tradisi yang disebut savaqah.
Dan pada tradisi Druze, upacara dipimpin oleh seorang imam dan dibuat kontrak lisan. Bagian-bagian tertentu dari kitab agama Druze dibacakan dan imam mengikatkan sapu tangan yang melambangkan persatuan. Pengantin pria memberikan uang, perhiasan, barang-barang pribadi, dan hadiah lainnya.
8. Yichud
Dalam kontrak pernikahan tradisional Yahudi biasanya menguraikan kewajiban finansial dan kewajiban suami-istri yang harus ditandatangani oleh pengantin pria dan dua orang saksi pria untuk memenuhi hukum Yahudi. Segera setelah tanda tangannya mengering, pengantin pria akan menemui pengantin wanitanya dalam upacara “pandangan pertama”.
9. Makan malam
Setelah upacara pernikahan selesai, akan ada jamuan makan malam, yang meliputi challah (roti jalinan yang dimakan pada hari Sabat dan hari raya) dan pemberkatan sebelum makan dimulai jika pasangan tersebut adalah orang Yahudi. Jamuan makan malam biasanya sangat besar dan mewah dengan hidangan penutup dan banyak minuman.
10. Musik dan Tarian
Selain itu, dalam tradisi pernikahan Israel juga biasanya ada pertunjukan musik dan tarian tepat setelah upacara dan sebelum makan malam yang mungkin berhubungan dengan asal-usul pasangan tersebut. Termasuk juga ada Horah, tarian lingkaran Yahudi Ashkenazi dan musik serta tarian tradisional Israel lainnya. Atau musik Marokko yang dikaitkan dengan upacara Henna, atau tarian tradisional Kurdi. Biasanya pesta terakhir ini akan berlangsung hingga larut malam bahkan kadang ada DJ (disc jockey).
Demikianlah informasi dan penjelasan mengenai tradisi pernikahan orang Israel, semoga artikel ini bermanfaat.
(Endang Oktaviyanti)