PERMEN dengan rasa buah menjadi varian yang paling populer di seluruh dunia. Meskipun ada banyak rasa buah yang dapat dipilih, termasuk kombinasi buah yang menarik, perusahaan masih terbatas pada buah-buahan yang tersedia di dunia.
Namun bagaimana jika seseorang mendobrak batasan dan mulai membuat permen yang rasanya dari buah khayalan? Itulah ide jenius yang baru-baru ini muncul dari pembuat manisan Jepang, Kanro.

Bulan lalu, perusahaan meluncurkan permen bergetah jenis baru yang rasanya seperti ‘Kiraspika no Mi’ (キラスピカ), buah buatan dengan rasa, desain, dan bahkan cerita asal yang orisinal. Menurut situs resmi Kanro, Kiraspika yang berbentuk bintang hanya tumbuh di wilayah pegunungan Blue Knife, yang suhunya turun hingga -50 derajat Celcius di musim dingin.
Buah itu digambarkan sangat sulit diperoleh, karena pada saat buah matang, pada malam bulan purnama sekitar titik balik matahari musim dingin, buah tersebut meledak sebagai mekanisme penyebaran bijinya. Potongan buahnya terbang dengan kecepatan 300 meter per detik, dan jika terkena langsung bisa berakibat fatal.
Segala sesuatu tentang Kiraspika ditemukan di laboratorium buah Kanro, di mana para ahli rasa menggabungkan berbagai rasa yang ada untuk menciptakan rasa yang benar-benar orisinal dan rasanya belum pernah Anda makan.
Menurut desainernya, permen bergetah rasa Kiraspika ini memiliki rasa manis yang misterius berpadu dengan rasa asam yang diiris, namun banyak dari mereka yang pernah mencobanya memiliki gambaran tersendiri mengenai rasanya.
Bagi sebagian orang, rasa Kiraspika bisa disamakan dengan minuman energi, ada pula yang mengatakan rasanya seperti apel pedas, sementara ada pula yang membandingkan rasa manisnya dengan permen karet ceri, dipadukan dengan rasa pedas yang mematikan lidah.
Misteri rasa dan interpretasi pribadilah yang membuat produk Kanro begitu populer. Diluncurkan bulan lalu di jaringan toko serba ada 7-Eleven, permen karet Kiraspika telah terjual habis seperti kue panas, dan perusahaan Jepang tersebut sedang mengerjakan kreasi baru di Fantasy Fruit Lab miliknya.
(Martin Bagya Kertiyasa)