HINGGA kini masih banyak masyarakat awam yang tak paham bahaya BPA. Apalagi di tengah cuaca panas terik, kerasnya paparan sinar matahari telah membuat bahan kimia berbahaya Bisfenol A (BPA) pada kemasan galon terlepas, atau luruh dan mengontaminasi air minum. Bahkan BPA juga terdapat dalam botol susu bayi yang bikin kurang baik.
Dokter Spesialis Anak Neonatologist dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Daulika Yusna, SpA memberi kiat untuk mengurangi paparan bahaya kandungan bisphenol A (BPA) pada plastik yang digunakan dalam perangkat makan anak.

“Hindari penggunaan plastik polikarbonat yang mengandung BPA. Gantilah dengan produk dari stainless steel atau kaca yang lebih aman,” kata Daulika dikutip dari Antara.
BACA JUGA:
Selain itu hindari juga memanaskan atau merebus wadah plastik yang mengandung BPA. Zat berbahaya ini mudah terlepas jika plastik terpapar panas.
“Gunakan produk yang memiliki label BPA-Free atau bebas BPA, seperti botol minum dan botol bayi,” kata Daulika.
Sementara itu, Mochamad Chalid, pakar polimer yang juga mengepalai lembaga Center for Sustainability and Waste Management – Universitas Indonesia (CSWM UI) mengatakan, bahwa paparan suhu matahari pada saat proses distribusi kemasan galon isi ulang jelas berpotensi memicu migrasi BPA ke dalam air minum di dalamnya.
“Peluruhan BPA sangat tergantung pada suhu, dan berapa lama galon kemasan air minum isi ulang itu disimpan atau digunakan, yang bisa berdampak terjadinya migrasi BPA ke dalam produk air minum dalam kemasan,” kata Mochamad Chalid.
BACA JUGA:
Bukan hanya itu. Peluruhan bahan kimia BPA ke air minum dalam galon bukan hanya bisa terjadi karena paparan sinar matahari pada saat distribusi, tapi bisa juga karena faktor lain. Seperti, pencucian galon polikarbonat yang tidak tepat, misalnya.
“Faktor lain adalah potensi keasaman (Ph), karena galon isi ulang itu dicuci dengan deterjen, maka dapat meningkatkan keasaman pada air dalam kemasan,” katanya.
Panas matahari memang bukan satu-satunya pemicu peluruhan BPA. Goncangan keras yang dialami oleh galon-galon air selama perjalanan truk-truk pengangkutnya juga dapat menyebabkan senyawa berbahaya ini terlepas.
Masyarakat yang selama puluhan tahun tak sadar akan ancaman ini. Mereka mempercayai air minum dalam kemasan polikarbonat sebagai sumber air yang aman, tanpa menyadari risiko potensi minuman mereka terpapar senyawa kimia BPA.
Keberadaan BPA dalam produk sehari-hari seperti botol plastik, kemasan makanan, dan galon air polikarbonat memiliki potensi risiko kesehatan yang serius bagi manusia. BPA dianggap sebagai endokrin disruptor, yang berarti senyawa ini dapat mengganggu sistem hormonal dalam tubuh manusia manusia.