Benarkah Orang Dewasa Bangun Lebih Cepat Seiring Bertambahnya Usia?

Masukan yang dimaksud dalam penjelasan tersebut adalah isyarat yang membantu untuk menentukan di mana kita dalam sehari, seperti siang hari, isyarat sosial, waktu makan, serta aktivitas fisik.

Kondisi tersebut bahkan hampir sama dengan yang dirasakan seseorang jika dikurung dalam ruangan yang gelap tanpa makanan atau penerangan.

Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan otak anak-anak dan remaja. Di mana mereka bisa menerima isyarat tersebut dengan mudah. Bagi orang dewasa yang lebih tua, isyarat tersebut tidak terhubung ke otak karena adanya degenerasi otak alami.

Kondisi ini juga menjadi salah satu alasan kenapa orang lanjut usia sering merasa lelah lebih awal daripada anak muda. Sehingga mereka harus tidur lebih awal dan terbangun lebih awal juga.

Selain masalah pada otak, mata juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Pasalnya, mata juga memainkan peran utama dalam menerima isyarat eksternal dan daya penglihatan menurun seiring bertambahnya usia.

“Hal yang menarik, salah satu alasannya adalah bahwa perubahan penglihatan seiring bertambahnya usia mengurangi intensitas tingkat rangsangan cahaya yang diterima otak kita, yang memainkan peran penting dalam 'mengatur' jam sirkadian kita dan menjaganya tetap aktif. jalurnya,” kata Profesor Cindy Lustig, anggota laboratorium kognisi dan penuaan di Universitas Michigan.

Seseorang dengan mata berpenyakit katarak juga bisa menyebabkan orang dewasa yang telah lanjut usia tidur lebih awal dan bangun lebih pagi. Hal ini terjadi karena cahaya sore tidak terlalu masuk ke mata, sehingga otak menganggap matahari terbenam lebih awal dari yang sebenarnya.

Sehingga kondisi tersebut juga akan mempengaruhi kadar melatonin dalam tubuh. Demikian alasan orang dewasa bangun lebih cepat seiring bertambahnya usia.

(Hafid Fuad)