CAPCAI atau capcay masuk dalam daftar 50 masakan tumis terenak di dunia 2023 yang dirilis TasteAtlas, situs kuliner terpopuler asal Kroasia yang banyak mengulas hidangan tradisional dan restoran autentik.
Capcay yang merupakan makanan khas Indonesia-Tionghoa berada di urutan 42, mengalahkan hidangan Jepang, Chahan.
Capcay identik dengan masakan yang ceria karena memiliki banyak campuran sayur-mayur seperti wortel, brokoli, sawi putih, caisim, jamur, dan lainnya. Rasanya sungguh lezat.
BACA JUGA:
Dulu Makanan Pengemis
Dalam bahasa Mandarin, istilah capcay terdiri dari kata 'za' yang berarti campuran dan 'cai' yang berarti sayuran, Dalam dialek Hokkian, campuran itu disebut sebagai 'cap'. Kata itu punya kesamaan lafal dengan 'cap' yang berarti sepuluh, tetapi berlainan versi huruf kanjinya.

Capcay kuah
Namun, tak sedikit juga yang menganggap bahwa capcay memiliki artian 10 macam, di mana cap’ berarti sepuluh, dan ‘cay’ artinya sayuran.
Secara keseluruhan capcay dulunya berisi 10 macam sayur mayur dan divariasikan dengan berbagai daging atau bahan pilihan lainnya.
BACA JUGA:
Capcay berawal dari kaum pengemis zaman dulu di Canton atau Guangzhou. Para pengemis ini memiliki kebiasaan untuk meminta makanan dari rumah ke rumah dengan sebuah mangkuk besar.
Makanan yang mereka peroleh sering sayuran bahkan sampai 10 macam. Mereka menyebutnya dengan nama capcai.
Sejarah terciptanya masakan ini sebernaya cukup beragam, sumber lain menyebutkan bahwa capcai sendiri merupakan masakan sisa-sisa
sayuran, yang dimasak oleh koki istana yang diketahui telah ada sejak jaman Dinasti Qing, China.
Dibuat dari sayur-sayur sisa, banyak masyarakat China menganggapnya sebagai makanan murahan.

Masukknya Capcai ke Indonesia
Orang-orang Hokkian yang tinggal di daerah Fujian inilah yang membawa hidangan kaya serat ini ke Nusantara. Di mana Hokkian menjadi etnis Tionghoa yang dominan di Indonesia.
Selain itu, para imigran Tionghoa yang tiba di Indonesia bahkan turut memasak capcay karena melimpahnya hasil bumi terlebih untuk sayur-sayur mayur.
(Salman Mardira)