3. Suku Koroawi
Suku Koroawi tinggal di wilayah adat Anim-Ha di Papua bagian selatan. Salah satu ciri khas suku Koroawi adalah tempat tinggal rumah pohon. Mereka membangun rumah pohon diketinggian 15-50 meter di atas tanah untuk melindungi dari banjir, serangga, dan bahaya lainnya.
Suku Koroawi memiliki pola hidup nomaden, yaitu berpindah-pindah dari satu rumah pohon ke pohon lainnya. Suku Korowai tidak menggunakan koteka, sebagai gantinya mereka memasukkan penis secara paksa ke dalam kantong zakar lalu membungkusnya rapat dengan daun.
Salah satu adat istiadat suku Koroawi yang unik adalah tradisi pernikahannya. Mereka menggunakan gigi anjing sebagai mahar pernikahan.
Korowai konon juga dikenal sebagai suku kanibal, karena jika ada seseorang yang meninggal karena sakit, suku Kurowai akan memakan jasadnya karena kematian orang tersebut dianggap diambil oleh iblis.
4. Suku Muyu
Suku Muyu tinggal di daerah pedalaman yang cenderung sulit dijangkau, terletak di sekitar di sekitar Pegunungan Maoke. Mereka tinggal dalam rumah panggung tradisional yang terbuat dari kayu dan daun nibung.
Suku Muyu mengandalkan hasil alam untuk memenuhi kebutuhan sehari, seperti berburu, memelihara babi, dan berkebun.
Suku Muyu percaya pada mistis. Mereka meyakini adanya gaib tertinggi yang menciptakan semua makhluk hidup, termasuk hewan, tumbuhan, dan sungai-sungai. Keyakinan ini menghubungkan mereka dengan alam secara spritual.
Suku Muyu mengadakan upacara dan praktik ritual untuk berkomunikasi dengan dunia roh, karena mereka percaya bahwa arwah orang yang telah meninggal masih berhubungan dengan mereka.