MENDENGARKAN musik memang memacu pelepasan hormon dopamin alami di otak, yang membuat kita merasa bahagia. Mendengarkan musik juga punya peran menurunkan kortisol penyebab stres dan kecemasan.
Oleh karena itu, banyak peneliti mencoba menggunakan musik sebagai terapi, salah satunya disebut dengan binaural Beats. Metode terapi musik ini menggunakan selisih perbedaan frekuensi telinga kiri dan kanan. "Binaural Beats" atau "Bunyi Binaural" akan tercipta ketika 2 nada dari frekuensi yang spesifik diputar bersamaan dan diperdengarkan melalui headphone.
Karena dua frekuensi ini berbeda, otak kita lantas akan dirangsang untuk membuat nada sesuai imajinasi sendiri, halusinasi audio 3 dimensi yang hanya terdengar di dalam kepala kita sendiri.
Efek Binaural Beats memang personal dan berbeda-beda pada tiap orang, tetapi beberapa riset telah menunjukkan bahwa jenis musik ini bisa membuat mood jadi bagus, meningkatkan konsentrasi, kreativitas dan daya ingat sekaligus menurunkan stres dan kecemasan. Namun, sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa binaural beats justru dapat menghambat proses belajar, bukan membantunya.
Michał Klichowski, seorang ahli saraf kognitif di Adam Mickiewicz University di Polandia, dan rekan-rekannya menguji 920 orang dewasa Polandia dengan sampel binaural beats, musik klasik, nada murni, atau tidak ada suara sama sekali saat mereka menyelesaikan serangkaian tugas online yang melibatkan penalaran abstrak, konsentrasi aktif, dan memori kerja.
Peserta penelitian harus menyelesaikan tugas-tugas komputer di rumah, meniru bagaimana orang dapat menggunakan binaural beats sebagai alat belajar yang lebih baik daripada yang dilakukan di laboratorium. Para peserta kemudian secara acak ditugaskan untuk melakukan salah satu dari dua tes yang berlangsung selama 40 menit hingga 1 jam, yang mereka selesaikan dengan menggunakan headphone.
Untuk mencari efek plasebo, peserta dalam kelompok binaural beats diberitahu bahwa suara tersebut akan meningkatkan fungsi otak atau netral, atau suara tersebut tidak dijelaskan sama sekali. Terlepas dari apa yang diberitahukan kepada peserta, dan frekuensi binaural beat yang mana yang diberikan, binaural beat memiliki efek yang sama: memperburuk kinerja kognitif peserta dibandingkan dengan skor awal mereka.