Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Annual Show 2023, Mel Ahyar Pamerkan Keindahan Batik hingga Songket bertajuk Kultulibrasi

Tim Okezone , Jurnalis-Jum'at, 18 Agustus 2023 |21:20 WIB
Annual Show 2023, Mel Ahyar Pamerkan Keindahan Batik hingga Songket bertajuk Kultulibrasi
Annual Show karya Mel Ahyar (Foto: Instagram/melahyarofficial)
A
A
A

ANNUAL Show Mel Ahyar kembali menghadirkan sesuatu yang istimewa. Koleksi hasil interpretasi atas regenerasi berimbang antara pelaku dan konsumen budaya bertajuk KULTULIBRASI.

Mel Ahyar mencoba menawarkan koleksi hasil interpretasi atas dinamika akulturasi budaya dan regenerasi berimbang antara pelaku dan konsumen budaya. Kultulibrasi is about finding a sweet spot, the equilibrium of our cultural continuum.

Pagelaran ini juga menjawab dalam RIKURIKU dari HAPPA dan XY, dilanjutkan dengan koleksi Mel Ahyar ARCHIPELAGO, dan ditutup oleh Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024. HAPPA dan XY, dua merek Ready to Wear yang juga dikelola oleh MMAC muncul sebagai pembuka.

Annual Show

Koleksi RIKURIKU terinspirasi dari cerita di balik cerita ukiran Suku Asmat. RIKURIKU tampil membawa passion maskulinitas pria Asmat yang memahat kayu to leave their mark on earth, as a legacy and tribute to the ancestors.

Terlihat dalam motif kerangka garis-garis floral yang rimbun maupun fauna, seperti lekuk ukiran kayu. Palet warna earthy diambil dari lukisan wajah khas Asmat yang menggunakan pewarna alami: merah tanah, putih bubuk cangkang kerang, dan hitam arang tumbuk.

Kemudian Mel Ahyar mengangkat koleksi ARCHIPELAGO yang mengusung wastra Nusantara: Batik Gedog Tuban ‘Onomatope’, Tapis Lampung ‘Mulang Tiuh’, dan Medan as The Melting Pot. Ketiganya menghadirkan angle regenerasi budaya secara berbeda.

Dia mengatakan, Gedog Tuban yang merupakan batik tulis di atas kain tenun, statusnya cukup critically endangered. Sedangkan ‘Mulang Tiuh’ mengambil craftsmanship tapis dan sulam usus Lampung di atas kain dan motif modern.

"Lain lagi Medan yang diangkat sebagai melting pot berbagai wastra khas Sumatera Utara seperti songket Melayu, Ulos Batak, dan lain-lain," ucapnya dalam keterangan resmi.

Mel Ahyar juga berinisiatif untuk mengembangkan wastra Nusantara sebagai sumber daya kreativitas terbarukan. Sebab Mel yakin budaya itu sifatnya harus dipelajari, tidak bored in the bone.

Annual Show

"Tidak ada generasi muda yang dari lahir sudah serta-merta langsung berbudaya. Kolaborasi menggunakan wastra tidak hanya untuk meregenerasi pengrajinnya, tapi juga meregenerasi customers dari brand Mel Ahyar,” ujarnya.

Sementara itu, CEO MMAC Arie Panca menambahkan, agar proses regenerasi ini berjalan mulus, dibutuhkan keterampilan tersendiri. Lintas generasi harus membuat ini semua survive.

"Memang butuh kepekaan dalam mengenal wastra, mengolah, kemudian memodifikasinya secara respectful as a piece of art terhadap wastra itu sendiri, dan kejelian melihat momentum taste dan market masa kini,” ujar Arie Panca ditemui di sela-sela acara.

(Helmi Ade Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement