COVID-19 varian baru yaitu Eris saat ini sedang menggemparkan Inggris. Munculnya sub varian tersebut membuat Inggris mengalami lonjakan kasus yang cukup mengkhawatirkan.
Pakar Epidemiologi, dr. Dicky Budiman menjelaskan, atas pemberitaan tersebut Indonesia juga terbilang daerah yang rawan untuk terkena covid sub varian tersebut lantaran sebagian masyarakat atau sebagian pemerintahnya sudah mulai meninggalkan perilaku menjaga kesehatan.
Selain itu dirinya juga mengungkapkan, varian tersebut sudah mulai muncul di Tanah Air sejak awal Maret, di Jakarta.
“Data menunjukkan EG.5.1 atau edisi ini sampel pertama itu paling awal tercatat di Jakarta di Indonesia dan itu di awal-awal Maret, dan akhirnya ini menyebar se Asia dan ke Eropa dan juga termasuk ke Amerika dan saat ini kurang lebih sudah 36 negara,” kata dr. Dicky Budiman kepada MNC Portal Indonesia, dikutip dalam pesan singkat, Senin (7/8/2023).
BACA JUGA:
Namun, meskipun varian Eris ini atau EG.5.1 saat ini sedang dalam status varian monitoring akan tetapi bukan berarti menyebabkan kematian.
Saat ini data menunjukkan kabar baiknya keparahan kematian masih belum terlihat dari dampak yang signifikan, atau dapat dikatakan masih sama. Artinya, vaksin booster masih efektif untuk digunakan dan perlu dilakukan.
BACA JUGA:
Menurutnya, gejala yang ditimbulkan pada Covid-19 varian Eris ini juga tidak menimbulkan gejala yang berbeda, gejala yang dirasakan masih sama dengan varian sebelumnya sehingga tidak ada kecendrungan untuk melakukan pencegahan secara khusus.
“Nah gejala pun tidak ada perbedaan bahkan cenderung sebagian ada demam dan tidak ada hilang penciuman ini yang jauh-jauh berkurang sebelumnya,” katanya.
Hanya saja sebagaimana yang terjadi di negara Eropa pada kelompok yang rawan khususnya lansia diperlukan kewaspadaan karena mereka mengalami peningkatan kasus perawatan Rumah Sakit.
Sehingga masyarakat diminta harus tetap melakukan upaya pencegahan apabilan berkunjung ke tempat umum harus tetap dengan menggunakan masker.
“Secara umum potensinya untuk menjadi dominan iya tetapi kalau menyebabkan dampak dalam artian serius saya belum melihat itu ya dan tentu ya sembari menunggu perkembangan lebih lanjut ya itu tentu perlu menjaga perilaku hidup bersih sehat, tetap menggunakan masker apalagi bila berada di lingkungan yang buruk sirkulasi ventilasi udaranya,” tambahnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)