Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Mitos Menyeramkan di Jepang yang Bikin Bulu Kuduk Merinding, Ada Hantu Toilet Berjubah Merah

Simon Iqbal Pahlevi , Jurnalis-Kamis, 03 Agustus 2023 |01:06 WIB
5 Mitos Menyeramkan di Jepang yang Bikin Bulu Kuduk Merinding, Ada Hantu Toilet Berjubah Merah
Aka Manto. (Foto: SchoopWhoop)
A
A
A

JEPANG menyimpan banyak mitos yang cukup menyeramkan sama halnya dengan di indonesia. Mitos-mitos ini diceritakan turun temurun, sehingga menjadi kisah yang terus dipercaya hingga saat ini oleh masyarakat Jepang.

Seperti halnya larangan menggunakan baju hijau di Pantai Selatan atau membunyikan klakson saat melewati kawasan angker. Di Jepang juga ada mitos yang tak kalah menyeramkan hingga membuat bulu kuduk merinding.

Dilansir dari Scoopwhoop, Rabu (2/8/2023), berikut ini mitos Jepang yang bisa membuat kita bergidik ketakutan.

1. Topeng Noh

Topeng Noh dalam budaya Jepang digunakan untuk kepentingan teater, terlepas dari kenyataan bahwa topeng itu benar-benar menyeramkan bila dilihat secara kasat mata.

Topeng Noh mewakili berbagai perasaan manusai dari wajah tersenyum dan wajah sedih saat Anda melihatnya dari sudut yang berbeda.

Topeng Noh

Topeng Noh. (Foto: scoopwhoop)

Ketika disimpan di dalam rumah, topeng tersebut disebut-sebut bisa menarik energi negatif dari pemiliknya sampai akhirnya termakan oleh topeng itu sendiri, dan jiwa mereka terperangkap dalam dimensi yang berbeda.

2. Mitos Kamar Merah Yang Bisa Membunuh

Selanjutnya ada mitos tentang kutukan dari Kamar Merah. Sebenarnya ini adalah game komputer sederhana, namun membawa kisah mengerikan bagi para pemainnya.

Game ini dimulai dengan sebuah pintu merah yang muncul. Kemudian Anda akan diberikan pertanyaan dalam bahasa Jepang "Apakah kamu suka warna merah?" setelah masuk ke pintu, akan ada banyak pertanyaan yang harus dijawab.

Namun mengerikannya, akan muncul nama Anda dan teman-teman Anda secara misterius di layar. Kabarnya, mereka yang memainkan game ini akan meninggal keesokan harinya, dengan noda darah di dinding. Kisah ini sempat menggegerkan Jepang di tahun 2004.

3. Aka Manto

Aka Manto atau si jubah merah menjadi mitos yang mengerikan selanjutnya. Aka Manto akan menemui korban di toilet seraya memakai topeng putih dan jubah merah panjang.

Ada banyak cerita tentangnya. Namun yang populer beredar adalah Aka Manto akan memegang kertas toilet merah dan biru dan meminta korban untuk memilih warna tisu toilet tersebut.

Aka Manto akan membunuh Anda jika memilih warna merah dengan tusukan, dan menumpahkan darah Anda ke seluruh kaos. Namun, jika Anda menjawab biru, Aka Manto bakal mencekik atau menyedot darah hingga membuat wajah Anda berwarna biru dan mati di lantai.

4. Puisi terkutuk

Neraka Tomino adalah puisi terkenal karya Yaso Saijo. Ditulis pada 1919 setelah Saijo kehilangan keluarganya dalam Perang Dunia I. Syair puisi tersebut bercerita tentang seorang anak yang berada di neraka dan menyertakan gambaran yang menakutkan.

Bagian awal berbunyi:

Kakak perempuan memuntahkan darah, adik perempuan memuntahkan api dan Tomino yang lucu memuntahkan manik-manik kaca. Tomino Jatuh ke Neraka sendirian.

Meskipun Saijo meninggalkan interpretasi kepada pembaca, itu diyakini tentang seorang anak yang membunuh orang tuanya. Dalam puisi itu, Tomino turun ke tingkat terendah dari neraka Buddhis, diperuntukkan bagi mereka yang membunuh orang tuanya. Yang lain menafsirkan puisi itu tentang perang atau pelecehan anak.

5. Kutukan Iklan Tisu

Iklan tisu Kleenex yang muncul di tahun 1986 sempat menggegerkan Jepang. Dalam iklan tersebut menampilkan seorang wanita berpakaian putih ditemani oleh seorang anak yang mirip dengan setan Oni.

Kutukan Toilet. (Foto:Freepik)

Kutukan iklan tisu. (Foto:Freepik)

Dikabarkan kalau kru iklan tersebut meninggal mendadak dalam waktu singkat. Sementara, wanita yang muncul dalam iklan tersebut melahirkan seorang anak yang terlihat persis seperti setan Shinto.

(Simon Iqbal Pahlevi)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement