Lantaran terhambat pendanaan, Presiden Soekarno saat itu mengutus Ir. Djuanda untuk mengambil alih kuasa atas pembangunan proyek yang mulanya dimotori oleh Compagnie d’Ingenieurs et Techniciens (CITE) sebagai konsultan dan Societe de Construction des Batinolles (Batignolles) sebagai kontraktor hingga pembangunannya rampung.
Juanda sendiri baru mendarat di Pangkalan Udara Waru pada 15 Oktober 1963. Namun, pada 7 November 1963, Juanda wafat.

Untuk mengenang jasanya dalam menyelesaikan proyek ini, maka pangkalan udara yang sedianya akan diberi nama Lanudal Waru ini diresmikan dengan nama baru, yakni Lanudal Djuanda pada 12 Agustus 1964 oleh Presiden Soekarno.
Lanud tersebut kemudian ditingkatkan statusnya jadi Bandara Internasional Juanda.
(Salman Mardira)