Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tulis Buku Menuju Indonesia Inklusi, Angkie Yudistia Akui Butuh Setahun Lebih

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Jum'at, 21 Juli 2023 |16:30 WIB
Tulis Buku Menuju Indonesia Inklusi, Angkie Yudistia Akui Butuh Setahun Lebih
Angkie Yudistia di peluncuran buku, (Foto: MPI/ Wiwie)
A
A
A

ANGKIE Yudistia baru saja meluncurkan buku keempatnya, berjudul ”Menuju Indonesia Inklusi”. Bukan tanpa tantangan, perempuan yang menjabat sebagai staf khusus Presiden RI itu mengungkap, buku yang bercerita tentang perkembangan disabilitas di Indonesia tersebut ia tulis lewat proses yang tak instan.

Angkie menyebut tersebut dibuat dengan proses yang cukup panjang, namun meski dengan segala keterbatasannya sebagai tunarungu, Angkie berhasil merampungkan bukunya tersebut dalam kurun waktu satu tahun lebih.

 BACA JUGA:

“Banyak yang bertanya juga, kok tiba-tiba sudah luncurin buku? Kapan nulisnya? Jadi, buku ini dibuat bukan dalam kurun waktu sehari dua hari. Saya butuh 1 tahun 6 bulan untuk bisa menyelesaikannya,” ujar Angkie, ketika dijumpai saat peluncuran bukunya di Azalia Hall, Gedung TB 41, Jakarta, Jumat, (21/7/2023).

Angkie mengaku bahwa ia juga harus menghadapi kendala dalam proses pembuatan buku yang juga berlangsung selama masa pandemi Covid-19.

 

(Foto: MPI/ Wiwie) 

“Selama pandemi kan orang pada pakai masker kan, ini menjadi tantangan tersendiri buat para penyandang disabilitas, misalnya tunarungu seperti saya. Apalagi beberapa tahun kemarin kita pandemi. Tetapi pandemi Covid-19 itu jadi membuka mata kita bahwa kesulitan penyandang disabilitas itu nyata,” jelasnya panjang lebar.

Dalam menulis bukunya kali ini, Angkie menuturkan ia lebih banyak mengolah rasa dan mencoba memahami gerak-gerik orang serta memahami kehidupan sekitarnya.

“Karena memang enggak semudah itu kita nulis buku ini. Ini bukan perihal menulis buku dengan apa yang ingin kita tulis. Tapi ini menulis buku dengan pengalaman,” sambung Angkie.

Buku yang diluncurkan Angkie ini sendiri menceritakan bagaimana perkembangan disabilitas di Indonesia, dari rintangan, tantangan, hingga langkah-langkah pemerintah dalam menciptakan lingkungan bernegara yang terbuka serta ramah terhadap penyandang disabilitas.

Serta, diungkap Angkie, bagaimana sinergi bersama kementerian lembaga, mengawal mereka untuk bisa mewujukan ekosistem yang inklusi. Program-program yang memiliki keberpihakan kepada penyandang disabilitas.

“Jadi buku ini bahasanya itu sangat sederhana sekali, dan ditujukan untuk generasi Z dan milenial. Jadi jangan kira ini bukunya susah yaa, enggak. Sebab bukunya sangat berwarna sekali,” pungkas Angkie.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement