Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Haru Wanita Dipecat dari Pramugari hingga Comeback Jadi Seorang Jurnalis

Elvina Maharani Putri , Jurnalis-Jum'at, 07 Juli 2023 |13:04 WIB
Kisah Haru Wanita Dipecat dari Pramugari hingga <i>Comeback</i> Jadi Seorang Jurnalis
Mantan pramugari, Gabriele Petrauskaite yang alih profesi jadi jurnalis (Foto: Aerotime)
A
A
A

GABRIELE Petrauskaite mungkin tidak pernah menyangka bisa berkarier di dunia penerbangan sebagai awak kabin alias pramugari.

Wanita 26 tahun itu sejak dulu ingin menjadi jurnalis. Namun, jalan hidup berputar dan kini ia mewujudkan lagi impiannya bekerja di televisi.

Bermodal gelar sarjana jurnalisme, Gabriele Petrauskaite kerap jatuh hati berkarier di media dan tidak pernah ada hubungannya dengan industri penerbangan. Namun, rencananya justru terbalik, jauh panggang dari api.

“Pengalaman singkat saya dalam penerbangan telah mengajari saya betapa pentingnya bagi seseorang untuk memiliki keterampilan yang dapat dia gunakan sebagai rencana cadangan," ucap Gabriele mengawali cerita seperti dikutip dari Aerotime.

Gaby, demikian ia karib disapa, mengambil kesempatan pertama untuk bergabung dengan industri penerbangan saat masih belajar jurnalisme di Vilnius University, Lithuania.

Selama tahun pertama studi, dirinya bergabung dengan televisi lokal dan menjadi jurnalis video, membuat reportase video pendek tentang berbagai topik berita. “Itu adalah pengalaman yang luar biasa,” kenang gadis berambut pirang ini.

Gabriele Petrauskaite

Gabriele Petrauskaite (Foto: Aerotime)

Setelah itu, Gaby segera menyadari betapa kompetitif jalur karier yang telah dia pilih dan setelah 4 tahun dihabiskan belajar di industri media, dia mulai meragukan keputusannya.

“Saya senang menjadi bagian dari tim profesional media di mana saya dapat mempelajari banyak seluk-beluk liputan berita dari kolega saya yang sangat berpengalaman. Tapi saya merasa sedikit lelah dengan tekanan saat menggabungkan studi dan pekerjaan saya, karena jurnalis harus selalu tetap fokus dan berada di lokasi peristiwa dan insiden," ujarnya.

Gabriele memutuskan untuk mengambil istirahat sejenak dari industri media dan mendapat dorongan oleh seorang teman untuk melamar posisi awak kabin atau pramugari di maskapai penerbangan yang berbasis di kota kelahirannya.

“Saya mengharapkan tidak lebih dari berkesempatan untuk berkeliling dunia. Saya sedang memertimbangkan rencana masa depan saya. Tapi ketika saya terlibat dalam penerbangan, setiap detail proses penerbangan menarik minat saya yang besar," tutur Gaby.

“Bagi saya, pekerjaan pramugari tidak hanya melayani penumpang dan memastikan penerbangan yang aman dan menyenangkan. Di balik persinggahan tanpa akhir di berbagai belahan dunia, saya menemukan banyak hal untuk ditemukan, mulai dari jenis pesawat hingga proses manajemen maskapai dalam, manual pengoperasian, keselamatan penerbangan, dan lainnya," kata dia menimpali.

Sayangnya, pada April 2020, ketika pandemi melanda industri penerbangan sedunia, Gaby menjadi salah satu dari ratusan awak kabin yang sekejap langsung kehilangan pekerjaan hingga akhirnya ia memutuskan kembali berkecimpung di dunia jurnalistik.

“Saya merasa terkejut dan sangat kesal setelah menerima berita yang mengecewakan itu. Saat itu saya sedang training untuk bisa mengerjakan pesawat berbadan lebar, karena sebelumnya saya hanya menerbangkan jet Boeing 737-300/400. Dengan kata lain, sertifikat ini akan memungkinkan saya untuk terbang tidak hanya penerbangan jarak pendek tetapi juga jarak jauh. Itu akan membuka cakrawala baru untuk karier saya sebagai awak kabin. Namun, hal itu tidak terjadi," ungkapnya.

Infografis Seragam Pramugari

“Pertama, saya pikir situasi terkait pandemi ini hanya sementara. Tidak ada yang menyadari betapa seriusnya hal itu dapat memengaruhi perusahaan dan kehidupan kita. Saya sangat menyukai pekerjaan saya sebagai pramugari sehingga saya bahkan tidak berusaha mencari peluang kerja lain setelah saya dipecat. Saya akan berbohong jika saya mengatakan bahwa itu tidak berdampak emosional pada saya," sebut Gaby.

“Saya melihat situasi di pasar sangat buruk dan saya tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke maskapai pada saat itu. Tapi saya tidak ingin memutuskan hubungan saya dengan penerbangan. Saya mulai berpikir bahwa jika saya kehilangan kesempatan untuk terbang, mungkin saya dapat menggunakan waktu-waktu ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saya yang mungkin saya perlukan nanti ketika penerbangan pulih. Jadi, saya meraih gelar master dalam manajemen penerbangan di universitas lokal," lanjutnya.

Bersamaan dengan studi baru, eks pramugari salah satu maskapai internasional itu membangun rencana tentang bagaimana menggabungkan pengalaman sebelumnya di media dengan hasrat untuk industri penerbangan.

“Karena saya memiliki pendidikan dan pengalaman yang sesuai di lapangan, dan tidak ingin keterampilan saya pudar, saya mulai mencari pekerjaan di media. Dan kemudian saya melihat pekerjaan sebagai jurnalis penerbangan," ujar dia.

Perempuan cantik ini bergabung dengan tim Aerotime News pada Agustus 2020 silam. Sejak itu, ia meliput berita terkini, keuangan, dan teknologi penerbangan. Mayoritas wawancara 'My Covid Story' juga dipersembahkan untuknya.

Infografis Barang Wajib Dibawa Pramugari

“Tampaknya ini adalah kombinasi sempurna antara jurnalisme dan penerbangan, artinya saya dapat menggunakan keterampilan saya sebagai jurnalis sambil tetap memerhatikan denyut nadi industri penerbangan. Saya melakukan pekerjaan dengan baik sekarang dan saya benar-benar menyukainya," kata Gabriele memungkasi.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement