TORAJA ialah sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan kebudayaan dan tradisi yang unik. Aspek menarik dari Toraja adalah kuburan batu yang menakjubkan.
Selain itu, salah satu hal menarik perhatian banyak orang adalah tidak adanya buaya di Toraja. Sehingga masyarakat tidak perlu takut saat mandi atau bermain di tepi sungai.
Melansir laman torayaa.com, alasan buaya tidak ditemukan di Toraja ialah karena adanya mitologi di mana orang Toraja bersumpah tidak mengganggu buaya dan sebaliknya. Sumpah itu dilontarkan oleh Polopadang, seorang pemilik kebun yang tinggal di Bukit Sarira.
Polopadang menikahi seorang bidadari bernama Indo’ Deatanna. Bidadari itu ketahuan mencuri buah di kebun Polopadang, sehingga ia harus menikah dengan Polopadang untuk bertanggung jawab.
(Foto: Instagram/@wildcroc_guide)
Dari pernikahan tersebut, keduanya memiliki seorang putra bernama Paerunan. Polopadang berjanji kepada Indo’ Deatanna untuk tidak mengatakan perkataan kasar setelah menikah.
Namun, Polopadang melanggar janjinya. Ia mengatai anaknya dengan sebutan sebutan Pepayu (kata kasar dalam bahasa Toraja).
Mendengar hal itu, Indo’ Deatanna membawa anaknya pergi dari rumah dan kembali ke khayangan.
Popopadang menyadari kesalahannya. Ia ingin mengejar istri dan anaknya ke khayangan, tetapi ia hanyalah manusia biasa. Menangislah ia sepanjang hari sampai seekor kerbau putih datang menghampirinya.
Kerbau putih itu mengantarkannya sampai ke tepi laut untuk menuju cakrawala. Sampai di tepi laut, kerbau putih itu meminta Polopadang berjanji tidak memakan daging kerbau putih sebagai bayarannya.
Namun, Polopadang kembali menangis karena tidak dapat berenang menyusuri lautan. Datanglah seekor buaya yang bersedia mengantarkan Polopadang menuju cakrawala.
Sebagai bayarannya, Polopadang harus berjanji supaya masyarakat Toraja tidak menyakiti buaya dan sebaliknya.
(Foto: Instagram/@mark_kostich_photography)
Perjanjian Polopadang dan buaya menjadi mitos yang dipercayai sebagai alasan buaya tidak ditemukan di Toraja.
Terlepas dari mitologi, Toraja terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600-2.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Hal ini membuat iklim Toraja cenderung sejuk. Kondisi seperti ini tidak cocok untuk buaya yang umumnya hidup di air tawar dan beriklim tropis.
(Rizka Diputra)