“Tapi mungkin setelah itu, setelah jadi pramugari ya ada aja sih. Misalkan dia udah jadi pegawai tetap, tiba-tiba dia ditato. Tapi di daerah tertutup ya, enggak apa-apa. Tapi kalau untuk pertama kali masuk tesnya itu, sesuai pengalaman aku, enggak boleh,” tambahnya.
Melansir laman Cabin Crew Wings, sebagian besar maskapai penerbangan tidak akan memiliki masalah dengan bekas luka. Meski demikian pramugari dapat menutupinya menggunakan riasan, celana ketat, atau gaya rambut yang diizinkan untuk menyamarkannya.
Alasan pramugari tidak boleh ada bekas luka karena dapat memengaruhi kredibilitas dan imej perusahaan. Bekas luka dapat menimbulkan pertanyaan atau kekhawatiran dari penumpang tentang keselamatan penerbangan.

Sebab, bekas luka menunjukkan bahwa pramugari telah mengalami cedera atau operasi sebelumnya. Dikhawatirkan turut memengaruhi kemampuan mereka dalam menghadapi situasi darurat selama penerbangan.
Perlu diketahui bahwa semua maskapai berbeda, dan perekrut bisa jadi subjektif. Salah satunya maskapai Timur Tengah seperti Qatar Airways dan Emirates. Kedua maskapai ini akan meminta calon pramugarinya menjelaskan asal-muasal bekas luka yang mereka miliki.
(Rizka Diputra)