Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Akutai Matsuri, Festival Memaki di Jepang Cocok untuk Pelampiasan Amarah

Asthesia Dhea Cantika , Jurnalis-Kamis, 18 Mei 2023 |09:01 WIB
Mengenal Akutai Matsuri, Festival Memaki di Jepang Cocok untuk Pelampiasan Amarah
Festival Akutai Matsuri di Jepang (Foto: Japan Times)
A
A
A

JEPANG memang dikenal sebagai negara yang memiliki ragam festival unik. Dari semua festival yang diadakan setiap tahunnya di negeri sakura ini, Akutai Matsuri menjadi salah satunya yang unik. Bagaimana tidak, di festival ini tidak ada larangan memaki.

Lantas, apa sebenarnya Akutai Matsuri festival Memaki di Jepang itu? Simak penjelasannya di bawah ini.

Melansir laman Japan Times, festival tahunan satu ini identik dengan nyanyian 'wasshoi' dan 'soiya'. Uniknya, nyanyian yang sering terdengar di festival Akutai ini diganti dengan kata-kata makian.

Dalam bahasa Inggris, Akutai diartikan sebagai bahasa kasar. Sementara itu, menurut pengetahuan, festival di Kasama, Prefektur Ibaraki ini dimulai pada pertengahan Periode Edo (1603-1868) sebagai cara untuk menangkal kejahatan dan mengeluarkan hal-hal yang menyesakkan dada.

Infografis Tren Traveling 2023

Seiring berjalannya waktu, festival ini berkembang menjadi pelampiasan stres bagi para peserta festival.

Dalam prosesnya, Festival Akutai ini dimulai pada pukul 13.30 saat 13 pendeta dari Kuil Atago berpakaian putih mulai mendaki Gunung Atago setinggi 306 meter. Sedangkan para peserta yang mengikuti mereka bebas melontarkan hinaan.

Meski bebas melontarkan hinaan, para peserta dilarang untuk mengarahkannya kepada tengu, sejenis goblin yang dianggap sebagai pembawa pesan Tuhan.

Dalam perjalanan mereka, ke-13 pendeta itu akan mampir di 16 hokora (kuil kecil) untuk mempersembahkan satu set jimat keberuntungan untuk kesehatan dan keselamatan. Uniknya, jimat tersebut tak akan bertahan di altar sebab peserta berebut untuk memilikinya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement