Studi: Botol Air Reusable Punya 40.000 Bakteri Lebih Banyak dibanding Dudukan Toilet
HAMPIR setiap orang yakin bahwa toilet seat atau dudukan toilet, merupakan salah satu benda yang paling kotor, paling banyak terdapat bakteri.
Tahukah Anda, ternyata menurut studi penelitian oleh Water Filter Guru ada barang sehari-hari yang mengandung lebih banyak bakteri di dalamnya.
Studi penelitian tersebut menyebutkan kalau, botol air yang bisa dipakai berulang kali atau botol reusable menyimpan lebih banyak bakteri dan kuman daripada dudukan toilet.
Dari laporan HuffPost mengutip studi penelitian Water Filter Guru tersebut, dikatakan botol reusable itu punya batang gram negatif yang bisa menyebabkan infeksi yang kebal terhadap antibiotik.
Selain itu, botol reusable yang memang tujuannya bisa dipakai berulang untuk minum itu juga mengandung bakteri bacillus yang merupakan mikroorganisme potensial yang menyebabkan masalah pencernaan. Bakteri bacillus ini sendiri, memang telah lama terkenal menyebabkan masalah terkait usus.
Lebih mengejutkan, ketika para peneliti memperkirakan jumlah unit pembentuk koloni mikroba yang hidup dalam sampel. Pasalnya, tim peneliti menemukan rata-rata hingga 20,8 juta unit pembentuk koloni mikroba.
Saat dibandingkan dengan barang-barang rumah tangga lainnya, didapati kalau jumlah kuman di botol reusable dua kali lebih banyak daripada wastafel dapur dan mempunyai bakteri 40.000 kali lebih banyak daripada dudukan toilet, dilansir dari Times of India, Kamis (16/3/2023).
Tidak hanya lebih banyak daripada toilet seat, disebutkan lebih lanjut juga punya hingga empat kali jumlah bakteri yang ada pada mouse komputer dan bakteri 14 kali lebih banyak daripada mangkuk atau wadah makanan dari hewan peliharaan.
Maka dari itu, setiap orang harus berhati-hati tentang bagaimana dan di mana menyimpan air. Para ahli merekomendasikan untuk mencuci botol air tersebut setidaknya satu kali sehari dan harus lebih sering jika botol tersebut sering diisi dengan sesuatu selain air, terutama jika mengandung gula, bunyi laporan studi penelitian.
(Rizky Pradita Ananda)
