INDONESIA tak pernah kekurangan sosok perempuan hebat. Dari masa ke masa, perempuan semakin mampu berjaya di berbagai bidang, mulai dari bisnis hingga tergerak memberdayakan perempuan lain demi kesejahteraan.
Melia Winata namanya. Dia adalah salah satu tokoh dibalik Du Anyam, perusahaan yang menjajakan produk anyaman dan kerajinan tangan. Uniknya, produk Du Anyam lahir lewat tangan-tangan pengrajin perempuan di Indonesia.
Ya, Melia Winata selaku co-founder bersama tim Du Anyam ikut berperan dalam memberdayakan perempuan.
Bermula Dari Masalah Kesehatan Ibu dan Anak di Flores
Melalui acara BukaTalks di YouTube Bukalapak, Melia Winata menjelaskan beridrinya Du Anyam didasari oleh permasalahan kesehatan ibu dan anak di daerah terpencil Indonesia, slaah satunya Flores, Nusa Tenggara Timur. Melia lantas menceritakan kunjungan pertamanya di Flores dengan dua rekan Du Anyam.

"Tahun 2013 pertama kalinya saya dan dua partner berkunjung ke Flores, di situ kami melihat adanya permasalahan kesehatan" kata Melia Winata, dikutip YouTube Bukalapak pada Selasa (7/3/2023).
"Jadi Du Anyam didirikan berdasarkan isu sosial dan kesehatan baru memikirkan bisnis yang bisa memberikan solusi terhadap permasalahan kesehatan tersebut" tambahnya.
Terang saja, Melia Winata dan rekan-rekannya terketuk untuk mencarikan solusi. Pada saat itu angka kematian cukup tinggi. Berdasarkan data yang dijabarkan oleh Melia, 1 dari 3 anak kekurangan gizi, 260 bayi dan 42 ibu meninggal hampir setiap harinya.
Melia Winata lantas menjelaskan bahwa para ibu di Flores memiliki mata pencaharian dari perkebunan yang mana pendapatannya pun tidak stabil. Alhasil mereka kekurangan akses uang tunai.
Pendapatan yang hanya Rp 225 ribu setiap bulan tentu saja kurang. Ditambah lagi tidak ada kesempatan bekerja selain berladang serta ketidakseimbangan nutrisi dengan pekerjaan yang sangat berat.
Du Anyam Muncul Sebagai Solusi
Berangkat dari permasalahan kesehatan para ibu di tanah Flores, Melia Winata bersama rekan-rekannya pun terbesit untuk membangun sebuah bisnis. Dimana, bisnis tersebut masih berhubungan dengan keahlian para ibu di Flores yang gemar membuat barang dari anyaman.

Ya, setelah ditelusuri oleh Melia dan tim, ternyata ibu-bub di flores memiliki keterampilan menganyam namun tidak mampu melihatnya secara komersil. Selain itu, bahan dasar pembuatan anyaman pun tumbuh subur di Flores.
Lewat berbagai pertimbangan, lahir lah Du Anyam sebagai sarana memberdayakan perempuan di tanah Flores, khususnya para ibu agar mampu meraih kesejahteraan.
"Kami mencoba memberikan solusi untuk ibu-ibu tersebut dengan cara menghubungkan skill atau keterampilan anyaman itu ke pasar atau memberikan akses market terhadap produk tersebut" jelas Melia Winata.
Tentu saja, Melia mengatakan bahwa bersama Du Anyam, para ibu di Flores ini dapat memperoleh penghasilan tambahan. Terlebih, mereka tak perlu merasakan resiko penjualan.
"Du Anyam memberikan akses uang tunai di muka jadi resiko pemasaran dan penjualan setiap produk tidak ada di level ibu-ibu tapi di level Du Anyam" tegasnya.
Memberdayakan Ratusan Ibu di Flores

Tak butuh waktu lama, Melia Winata bersama Du Anyam pun mampu memberdayakan ratusan ibu di Flores. Pada tahun 2018 saja, Sudah ada 500 ibu di 22 Desa Flores Timur yang diberdayakan oleh Du Anyam.
"Kita telah meningkatkan penghasilan mereka sebanyak 40 persen dari sebelumnya" kata Melia Winata.
Pemasukan dari Du Anyam dipergunakan oleh para ibu berbagai hal. Misalnya saja uang sekolah anak, kebutuhan sehari-hari serta tabungan.
Adapun Du Anyam tak cuman sekedar meminta para ibu membuat anyaman, melainkan juga memberikan pelatihan dari segi kualitas dan design. Bagaimanapun produk anyaman harus menyesuaikan minat pasar.
(Helmi Ade Saputra)