Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenali Patah Hati yang Sehat dan Tidak, Apa Bedanya?

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Selasa, 28 Februari 2023 |14:31 WIB
Kenali Patah Hati yang Sehat dan Tidak, Apa Bedanya?
Ilustrasi Patah Hati. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

PATAH hati adalah hal kerap terjadi dalam hubungan asmara. Umumnya, kondisi ini kerap terjadi dalam hubungan percintaan, baik itu pada sepasang kekasih, maupun pasangan suami istri.

Padahal, patah hati juga bisa dikaitkan dengan kehilangan seorang anggota keluarga, anak, hewan peliharaan, orang yang dicintai atau teman dekat dan sering dialami ketika sedih dan merasa kehilangan.

Frasa sakit hati sebenarnya mengarah pada sakit fisik dirasakan seseorang di dada sebagai dampak kehilangan tersebut, tetapi ada pula perpanjangannya yang meliputi trauma emosional ketika perasaan tersebut tidak dialami sebagai wujud sakit somatik.

Patah hati dapat berdampak terhadap kondisi psikis seseorang. Bahkan, patah hati yang tidak sehat juga bisa berujung buruk terhadap fisik dan menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan. Lantas, apa perbedaan patah hati yang sehat dan tidak sehat? Berikut ulasannya dikutip dari beberapa sumber.

Memulihkan diri dari putus cinta memang sesuatu yang berat. Tak hanya memberikan dampak pada mental, pemulihannya juga berdampak terhadap fisik.

Patah Hati

“Saya percaya 100 persen bahwa patah hati dan rasa sakit emosional dapat memengaruhi kesehatan fisik secara negatif,” kata Courtney Nesbitt, L.C.S.W., yang mempraktikkan terapi individu, pasangan, dan kelompok, seperti yang dikutip dari Healthline.

“Pikiran adalah organ yang sangat kuat dan patah hati adalah emosi yang sangat kuat. Saat keduanya digabungkan, pasti bisa menghasilkan reaksi fisik,” lanjutnya.

Penelitian terbaru menemukan bahwa orang-orang yang baru saja mengalami putus cinta mengalami aktivitas otak yang serupa ketika diperlihatkan foto orang yang mereka cintai seperti yang mereka lakukan ketika mengalami sakit fisik.

Para peneliti menyimpulkan bahwa penolakan, dan rasa sakit emosional dan fisik, semuanya diproses di wilayah otak yang sama. Menurut penulis Meghan Laslocky, yang telah menulis buku tentang patah hati, ini bisa jadi karena sistem aktivasi simpatik dan parasimpatis dipicu secara bersamaan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement