MUARA Gembong merupakan kecamatan paling ujung utara di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa di utara dan Teluk Jakarta di barat, Muara Gembong memiliki pantai yang jadi wisata bahari favorit masyarakat Bekasi. Lalu, kenapa dinamakan Muara Gembong?
Muara Gembong terdiri dari dua kata, muara dan gembong. Muara artinya aliran sungai Citarum yang bermuara di area tersebut, sementara gembong berarti dalam bahasa Jawa artinya macan belang. Zaman dahulu daerah dipenuhi rawa dan hutan yang terdapat banyak macan belang di dalamnya.
Berikut asal usul serta fakta menarik tentang Muara Gembong.
BACA JUGA:5 Julukan Unik Blora, Daerah Penghasil Kayu Jati Terbaik di Dunia
1. Asal usul nama Muara Gembong
Disebutkan juga bahwa penamaan Muara Gembong ini terjadi saat masa Orde Baru. Dahulu Muara Gembong dijadikan sebagai gembong penjahat, gembong narkoba, gembong pengasingan, dan lain sebagainya. Tempat ini memang dikenal begitu kelam hingga diberi nama Muara Gembong.
2. Terkenal mistis
Zaman dahulu, Muara Gembong belum seperti sekarang yang sudah ramai dan padat penduduk. Dahulu tempat ini sangat menyeramkan karena dipenuhi dengan hutan. Bahkan banyak masyarakat yang percaya daerah tersebut dijadikan sebagai tempat jin buang anak.
BACA JUGA:Mengenal Asal Usul Hawaii Van Jabar, Julukan Kabupaten Pangandaran
3. Infrastruktur sudah layak
Namun kini, daerah tersebut sudah sangat maju. Tak hanya masyarakatnya tapi juga infrastruktur yang sudah memadai. Meski berada di area ujung Jawa Barat, namun pemerintah daerah setempat masih memperhatikan daerah itu.
4. Banyak tempat wisata
Salah satu yang menarik adalah banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di wilayah Muara Gembong, seperti Lutung Bendera, Pantai Muara Bungin, Pantai Pasir Putih, dan masih banyak lagi. Daerah itu juga penghasil seafood dengan cita rasa terbaik.
5. Memiliki hutan mangrove yang indah
Berada di daerah pesisir pantai, Muara Gembong juga terdapat hutan mangrove yang sangat indah. Sempat mengalami kerusakan sehingga menyebabkan abrasi, penggiat lingkungan pun langsung memperbaiki masalah tersebut dan membuat kondisi hutan mangrove kembali indah.
Biasanya tempat ini juga dijadikan sebagai tempat wisata oleh masyarakat sekitar.
(Salman Mardira)