Dalam pengambilan sampel pertama, kata para peneliti, volume air mani, vitalitas, motilitas total, konsentrasi sperma, dan jumlah sperma total secara signifikan jadi lebih rendah. Maka dari itu, tim peneliti menyimpulkan bahwa infeksi karena virus SARS-CoV-2 tersebut, berpotensi menyebabkan kerusakan sperma.
“Temuan itu secara statistik signifikan menunjukkan Covid-19 berdampak negatif pada parameter air mani, termasuk indeks fragmentasi DNA sperma," bunyi catatan para penulis studi.
BACA JUGA:Studi Sebut Mahasiswa Suka Menunda Tugas Bisa Depresi hingga Miskin
BACA JUGA:Studi: Orang Dewasa yang Kurang Minum Air, Punya Risiko Kematian Dini Lebih Tinggi
Berdasarkan temuan penelitian ini, para peneliti menyarankan klinik teknologi reproduksi berbantuan (ART) dan fasilitas bank sperma harus mempertimbangkan untuk menilai air mani laki-laki yang terinfeksi Covid-19 dan merekomendasikan bahwa fasilitas reproduksi harus mengecualikan laki-laki dengan riwayat pernah kena Covid-19, sampai kualitas air mani mereka kembali ke normal.
Meski efek Covid-19 sehubungan dengan kesuburan pria tidak umum terlihat, namun tak bisa ditampik kalau nfeksi ini memberikan dampak negatif dengan kesuburan. Mengingat infeksi Covid, disebutkan lebih lanjut diketahui menyebabkan penurunan jumlah sperma, radang testis, radang saluran sperma dan nyeri testis pada pria yang berada di usia reproduksi.
Nah, sederet komplikasi di atas lah yang pada akhirnya memengaruhi penurunan kesuburan secara keseluruhan.
(Rizky Pradita Ananda)