Mengutip buku Babad Ponorogo karya Poerwowidjojo (1997). Konon asal usul nama Ponorogo berasal dari kesepakatan dalam musyawarah dengan Raden Bathoro Katong, Kyai Mirah, Selo Aji dan Joyodipo pada hari Jumat saat bulan purnama, berlokasi di lapangan dekat gumuk (wilayah katongan sekarang)
Dalam pertemuan disepakati bahwa kota yang akan didirikan bernama "Pramana Raga", yaitu Pramana artinya kekuatan, rahasia hidup, permono, wadi sedangkan Raga artinya badan, badan dan mani.
Kedua kata tersebut ditafsirkan bahwa badan atau wadah manusia tersimpan rahasia hidup (batin) berupa pengendalian amarah, aluwamah, shufiah, dan muthmainah. Manusia yang mampu mempertahankan pola pikir yang stabil dan beralasan akan menempatkan dirinya di mana dan kapanpun berada.
Kata “Pramana Raga” kini seiring jalannya waktu berganti menjadi “Ponorogo”, yang memiliki arti Pono yaitu melihat dan Rogo artinya badan. Walau terlihat berbeda, namun maknanya tetap sama yakni sebagai manusia harus mawas diri dalam berbuat dan melangkah, tanpa meninggalkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. (sal)
(Rizka Diputra)